Partai Komunis Vietnam calonkan Vo Van Thuong sebagai presiden baru

0
57

Partai Komunis Vietnam (PKV) mencalonkan Vo Van Thuong sebagai Presiden Vietnam yang baru untuk menggantikan penjabat sebelumnya yang mengundurkan diri, menurut keterangan dua sumber dari partai pada Rabu.

Sebelumnya, Nguyen Xuan Phuc secara mendadak mengundurkan diri sebagai Presiden Vietnam Januari lalu setelah PKV menyalahkan dirinya untuk pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan oleh sejumlah pejabat di bawahnya.

Thuong yang berusia 52 tahun, adalah yang termuda di antara 16 anggota Politbiro Partai Komunis Vietnam, lembaga pengambil keputusan tertinggi di negara tersebut.

Ia juga menjabat sebagai sekretaris Komite Sentral PKV.

Thuong dianggap sebagai sosok yang dekat dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong yang sudah berusia 76 tahun dan telah memasuki masa bakti jabatan ketiganya.

Trong adalah tokoh utama yang memprakarsai gerakan antikorupsi di negara tersebut.

Ratusan pejabat telah diselidiki dalam gerakan itu, dan banyak sosok politik terkemuka telah dicopot dari jabatannya, termasuk Phuc dan dua wakil perdana menteri.

Pencalonan Thuong oleh Komite Sentral PKV menegaskan keputusan awal Politbiro terkait hal tersebut, dan usulan itu akan dibawa ke Majelis Nasional Vietnam yang akan menyelenggarakan sidang istimewa pada Kamis (2/3) dan sidang formal pada Mei.

Pemerintah Vietnam dan PKV pada Rabu telah menyatakan bahwa Komite Sentral partai telah menyetujui nama calon presiden, walaupun tanpa menyebutkan nama.

Presiden Vietnam adalah salah satu dari empat sosok politik terkuat di negara itu, selain sekretaris jenderal partai, perdana menteri, dan ketua majelis nasional.

Pada sebuah rapat partai bulan lalu, Thuong berkata bahwa, “Kepentingan sah rakyat harus menjadi titik mula yang penting bagi seluruh pedoman dan kebijakan Partai.” Sementara itu, beberapa diplomat yang ditugaskan di Hanoi menyatakan pada Reuters bahwa keputusan PKV untuk mencalonkan Thuong sebagai presiden adalah untuk memajukan generasi baru pemimpin negara tersebut dan mengonsolidasikan kekuasaan apabila Trong memutuskan mundur sebelum akhir masa jabatnya pada 2026.

Sekretaris jenderal partai seringkali dipilih di antara pimpinan tertinggi Vietnam, dan menurut seorang diplomat, Trong ingin memastikan dirinya memiliki penerus yang dapat diterima dari susunan pimpinan tersebut.

Selain itu, Carl Thayer, seorang ahli politik Vietnam di Akademi Angkatan Bersenjata Australia menyatakan bahwa, “Thuong adalah anggota garis keras partai dan bagian dari kalangan terdalam Sekretaris Jenderal Trong yang terpercaya.”