Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis (16/2) memaparkan rencana pemerintahannya untuk menangani balon mata-mata yang diduga milik China dan tiga objek udara tak dikenal lain yang ditembak jatuh militer atas perintahnya baru-baru ini.
Dalam jumpa pers hari Selasa (14/2), koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan bahwa Biden telah mengarahkan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan untuk memimpin sebuah tim antarlembaga untuk mengembangkan parameter mengenai cara AS mengatasi objek udara tak berawak dan tak dikenal ke depannya.
Protokol itu diperkirakan akan dirilis pekan ini.
Kirby mengatakan, pemerintah akan terus berkonsultasi dengan negara-negara lain, khususnya yang juga mendeteksi keberadaan balon mata-mata di wilayah mereka.
“Terlepas apa parameternya, seperti yang kami lakukan sebelumnya, kami akan berbicara dengan sekutu-sekutu dan mitra-mitra yang relevan sesuai kebutuhan,” ungkapnya.
Para pejabat mengatakan bahwa balon yang ditembak jatuh militer AS dengan rudal pada 4 Februari lalu adalah bagian dari “program balon altitude tinggi internasional untuk mengumpulkan informasi intelijen” oleh Tentara Pembebasan Rakyat China, yang telah terbang melintasi 40 negara.
China tetap berkukuh bahwa balon tersebut merupakan pesawat sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi.
Tiga objek lain yang ditembak jatuh militer AS – di atas Alaska pada 10 Februari, di atas wilayah udara Kanada di dekat Alaska setelah berkoordinasi dengan pemerintah Kanada pada 11 Februari, dan di atas Michigan pada 12 Februari – kemungkinan “terkait dengan suatu kepentingan komersial dan tujuan yang tidak berbahaya,” kata Kirby.
Secara umum, militer AS mencegat semua objek udara altitudo tinggi dan mengambil tindakan terhadap semua yang tidak dapat dikonfirmasi bersifat jinak, kata Carl Schuster, mantan direktur operasi Joint Intelligence Center, Komando Pasifik AS, kepada VOA.
“Jumlah penembakjatuhan akan turun signifikan begitu NORAD [Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara] dan Gedung Putih memiliki kepercayaan pada protokol yang memisahkan [objek] yang jinak dari kontak yang mengkhawatirkan dan mengancam.
Sampai itu terjadi, NORAD akan terus mencegat semua objek itu dan menembak jatuh semua yang statusnya tidak jelas,” ungkapnya.
Biden tengah mendapat tekanan dari anggota fraksi Republik di kongres yang menuntut keterbukaan yang lebih baik mengenai cara pemerintahannya berencana menangani insiden serupa pada masa depan.
Pada hari Selasa, pemerintah Biden memberi pengarahan rahasia kepada anggota kongres mengenai objek-objek terbang tersebut.
“Minggu lalu kita melihat presiden hanya melihat balon itu terbang melintasi Amerika, tanpa banyak berkomentar, dan hanya menyinggungnya secara sekilas dalam pidato kenegaraan,” kata Pemimpin fraksi Republik yang minoritas di Senat, Mitch McConnell, kepada wartawan setelah pengarahan itu.
“Rakyat Amerika berhak mendapat penjelasan lebih jauh dari presiden.” Dan Garrett, mantan pengamat intelijen senior Departemen Pertahanan AS, mengatakan kepada VOA bahwa Washington perlu meningkatkan secara signifikan sumber daya kontraintelijennya untuk mencegah kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR) China.
“Dan sama seperti pesan perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin kepada Ukraina, diterbangkannya balon mata-mata China di AS ini juga pesan bahwa: AS dan Barat tidak lagi aman; tantang atau lawan kami (Beijing dan Moskow) dan kalian akan menanggung akibatnya, dan terakhir, kami dapat menjangkau dan “menyentuh Anda” sesuka hati,” ungkapnya.