Harga emas berdetak lebih tinggi pada hari Jumat (10/02/2023) karena dolar melemah, perhatian pelaku pasar saat ini beralih ke sejumlah kalender dan peristiwa penting di AS pada minggu depan. Salah satunya adalah data inflasi, yang kemungkinan akan memberikan kejelasan tentang lintasan kebijakan moneter Federal Reserve.
Harga emas di pasar spot naik 0,1% ke $1.864,08 per ons, pada pukul 16: 27 WIB, setelah mencapai level terendah sejak 6 Januari pada sesi sebelumnya. Sementara harga emas di bursa berjangka justru turun 0,2% menjadi $1.875,50. Indek Dolar AS (DXY) turun 0,1% terhadap para pesaingnya, membuat emas dengan harga greenback lebih terjangkau bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Pergerakan harga emas sangat ditentukan terutama oleh korelasi dengan dolar AS. Dengan demikian, selama masih ada ketidakpastian di jalur Federal Reserve dan pergerakan emas akan bergantung pada apa yang akan dilakukan Fed selanjutnya.
Jika inflasi inti lebih rendah dari ekspektasi, maka itu akan berdampak negatif pada dolar dan membantu emas. Tapi, jika inflasi tidak turun, maka Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga, yang akan menghukum emas. Investor sedang menunggu data harga konsumen AS yang akan dirilis pada 14 Februari.
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Sikap hawkish yang terus berlanjut dari bank sentral Eropa, dan prospek ekonomi yang sedikit lebih baik, menjelaskan mengapa dana yang diperdagangkan di bursa emas (ETF) Eropa mengalami arus keluar sebesar $2,1 miliar (33 ton) pada bulan Januari.