Minyak naik karena prospek China, khawatir pasokan setelah gempa Turki

0
75
Local Oil, The hunt is on in Manitoba for Oil. This Image was taken close to the Saskatchewan border in Manitoba, north west of the town of Virden. Night image taken from a tripod. Light star trails also visible.

Harga minyak naik untuk sesi kedua berturut-turut di perdagangan Asia pada Selasa sore, didorong oleh optimisme tentang pemulihan permintaan di China, dan kekhawatiran atas kekurangan pasokan menyusul penutupan terminal ekspor utama setelah gempa bumi di Turki.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,74 dolar AS atau 2,15 persen, menjadi diperdagangkan di 82,73 dolar AS per barel pada pukul 08.04 GMT.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 1,70 dolar AS atau 2,29 persen, menjadi diperdagangkan di 75,81 dolar AS per barel.

“Harga minyak mentah naik karena ekspektasi bahwa pemulihan China akan bertahan dan pada pemadaman pasokan akibat gempa bumi yang menghancurkan Turki,” kata Edward Moya, analis OANDA.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan setengah dari pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini berasal dari China, kepala lembaga tersebut mengatakan pada Minggu (5/2/2023), menambahkan bahwa permintaan bahan bakar jet melonjak.

Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, menaikkan harga minyak mentah andalannya untuk pembeli Asia buat pertama kalinya dalam enam bulan di tengah ekspektasi pemulihan permintaan, terutama dari China.

Operasi di terminal ekspor minyak Turki di Ceyhan dihentikan setelah gempa besar melanda wilayah tersebut.

Terminal BTC, yang mengekspor minyak mentah Azeri ke pasar internasional, akan ditutup pada 6-8 Februari.

Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di bank ANZ di Sydney, juga menunjuk penutupan 535.000 barel per hari bagian Tahap 1 dari ladang minyak Johan Sverdrup di wilayah Laut Utara Norwegia sebagai pendorong utama harga.

Pasar minyak akan menyaksikan pidato ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada Rabu (8/2/2023), kata para analis.

Kenaikan suku bunga biasanya memperkuat dolar, yang bisa membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli non-AS.

“Rebound harga minyak lebih seperti langkah hati-hati menjelang pidato Fed Powell besok, ketika ketua Fed dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang jalur kenaikan suku bunga di masa depan,” kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.