Kubu Partai Republik di parlemen AS pada Minggu (5/2) mengkritik Presiden Joe Biden karena menunggu berhari-hari sebelum menembak jatuh balon udara China yang diduga digunakan sebagai mata-mata.
Mereka menuduh Biden memperlihatkan kelemahan di depan China dan menuding bahwa insiden itu awalnya berusaha ditutupi oleh pemerintah.
Jet tempur AS pada Sabtu menembak jatuh balon tersebut di lepas pantai South Carolina, satu pekan setelah benda itu memasuki wilayah udara AS di dekat Alaska.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Sabtu (4/2) mengatakan militer AS dapat mengumpulkan intelijen “berharga” dengan mempelajari balon itu.
Dia juga menyatakan bahwa tiga balon pengintai milik China sebelumnya pernah melintasi AS selama pemerintahan Donald Trump.
Mantan presiden dari Partai Republik itu membantah pernyataan Austin tersebut.
“China punya rasa hormat yang sangat besar kepada TRUMP sehingga itu tak mungkin terjadi, dan mereka TAK PERNAH melakukannya,” cuit Trump di media sosial.
Tom Cotton, anggota parlemen dari Republik, mengatakan pemerintah seharusnya menembak jatuh balon itu di atas Kepulauan Aleutian, sekumpulan pulau kecil di dekat daratan Alaska.
“Kita semestinya tidak membiarkannya terbang di atas seluruh daratan Amerika Serikat,” kata Cotton.
Kepada stasiun TV Fox, Cotton mengatakan dirinya yakin Biden menunggu untuk mengungkapkan insiden itu karena ingin menyelamatkan rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Beijing, yang akhirnya ditunda.
“Saya yakin ini adalah bagian dari keengganan Presiden untuk mengambil tindakan yang bisa dianggap sebagai provokasi atau konfrontasi terhadap komunis China,” kata Cotton.
Biden, seorang Demokrat, mengatakan pada Sabtu dia mengeluarkan perintah pada Rabu untuk menjatuhkan balon tersebut saat benda itu memasuki Montana.
Namun, Pentagon (Departemen Pertahanan) menyarankannya untuk menunggu sampai balon itu tiba di atas perairan terbuka untuk melindungi warga sipil di darat.
Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer, yang juga seorang Demokrat, mengatakan bahwa kritik dari kubu Republik itu prematur dan politis.
Dia mengatakan menjatuhkan balon tersebut di atas laut memungkinkan dinas intelijen AS memeriksa pecahannya.
“Intinya, menembak jatuh balon itu di atas perairan bukan hanya pilihan paling aman, tetapi juga memaksimalkan keuntungan bagi intel kita,” kata Schumer dalam jumpa pers.
Pentagon akan memberikan pengarahan soal insiden tersebut pada 15 Februari, katanya.
Anggota Komite Intelijen DPR dari Partai Republik, Mike Turner, mengatakan pihaknya akan mendapatkan pengarahan tentang balon itu pekan ini.
Dia mengatakan balon tersebut terbang tanpa hambatan di atas situs rudal nuklir AS.
Dia mengaku yakin China menggunakannya untuk “mendapatkan informasi tentang bagaimana mengalahkan komando dan kendali sistem senjata nuklir kita dan sistem pertahanan rudal kita”.
Anggota Senat dari Republik, Marco Rubio, mengatakan kepada ABC News bahwa China berusaha mengirimkan pesan bahwa mereka bisa memasuki wilayah udara AS.
Dia mengaku ragu pecahan balon itu berguna bagi intelijen.
China pada Minggu menyebut tindakan AS yang menembak jatuh balon itu berlebihan.
Beijing sebelumnya mengatakan bahwa balon itu adalah wahana untuk kepentingan meteorologi dan sains, yang “benar-benar tidak sengaja” memasuki wilayah udara AS.