Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengusulkan negara untuk beralih pada kampanye vaksinasi COVID-19 tahunan seperti suntikan flu.
Dalam dokumen yang diposting secara online pada Senin (23/1), FDA mengatakan strategi baru tersebut akan memberi pendekatan yang lebih disederhanakan untuk vaksin virus corona.
Rencana itu akan dibahas pada pertemuan minggu ini dengan para ilmuwan FDA dan panel penasihat eksternal soal vaksin pada badan tersebut.
FDA mengatakan kebanyakan warga AS hanya memerlukan satu vaksinasi setiap tahunnya untuk membantu melindungi diri dari virus corona, sementara kelompok rentan termasuk orang tua, anak kecil dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah mungkin memerlukan vaksinasi sebanyak dua dosis untuk perlindungan tambahan.
Berdasarkan sistem vaksinasi saat ini, para warga harus mendapatkan dua dosis vaksin awal COVID-19, yang menarget virus corona yang muncul pada tahun 2020.
Setelah itu, suntikan penguat direkomendasikan secara berkala, dengan penguat terbaru menarget kedua virus pertama dan varian omicron.
Perubahan yang diusulkan FDA ini akan menghilangkan sistem vaksinasi utama dan penguat dan sebagai gantinya akan merekomendasikan satu dosis vaksin yang dikembangkan setiap tahun bagi kebanyakan warga AS.
Seperti halnya suntikan flu, pembuat vaksin dan pakar independen akan mengembangkan suntikan yang menarget jenis virus yang paling mungkin mendominasi saat musim dingin.
Jenis virus yang disasar bisa berubah setiap tahun.
FDA juga mempertimbangkan untuk menjadikan merek suntikan dapat diganti, sehingga orang tidak perlu melacak merek vaksin mana yang mereka terima.
Badan tersebut berharap perubahan itu akan memudahkan warga AS untuk kembali mendapatkan suntikan vaksin COVID mereka di tengah memudarnya minat publik untuk menerima suntikan penguat yang berulang.
Meskipun 80 persen lebih penduduk AS sudah mendapat sekurangnya satu dosis vaksin, hanya 16 persen warga di Amerika Serikat yang memenuhi syarat telah menerima suntikan penguat terbaru, demikian menurut kantor berita Associated Press.
Perubahan FDA yang diusulkan itu juga disampaikan ketika para ahli secara terbuka memperdebatkan seberapa efektif suntikan penguat terbaru dalam meningkatkan perlindungan terhadap COVID-19, terutama pada orang dewasa yang sehat.