Seorang tokoh Partai Republik yang mengepalai sebuah komite kunci di DPR AS pada Minggu (15/1) mengecam Presiden Joe Biden dan para pembantunya atas penanganan sejumlah dokumen rahasia.
Sebagian dokumen ditemukan di sebuah kantor di Washington yang digunakan Biden setelah mengakhiri masa jabatan sebagai wakil presiden pada tahun 2017.
Dokumen lain ditemukan di rumah Biden di Wilmington, negara bagian Delaware, di bagian timur AS.
James Comer, ketua Komite Pengawasan DPR, menyurati Ron Klain, kepala staf Gedung Putih Biden, untuk meminta informasi tentang pencarian dokumen-dokumen di kantor Biden di Pusat Diplomasi dan Interaksi Global Penn Biden di Washington dan di rumah Biden.
Informasi yang diminta termasuk daftar siapa saja yang mengunjungi kediamannya sejak dia menjadi presiden hampir dua tahun lalu.
Permintaan Comer itu diajukan sehari setelah Gedung Putih mengatakan bahwa para pembantu Biden telah menemukan lima halaman dokumen rahasia lagi di rumahnya.
Sebelumnya, telah ditemukan sejumlah dokumen rahasia di garasi di rumahnya dan di kantor Biden di Washington yang kadang-kadang digunakan Biden sebelum mencalonkan diri sebagai presiden pada 2020.
Secara keseluruhan, sekitar 20 dokumen rahasia telah ditemukan di kantor atau rumah Biden, termasuk beberapa dokumen yang pertama kali ditemukan pada awal November, hanya beberapa hari sebelum pemilihan anggota kongres yang penting.
Tetapi Gedung Putih tidak mengakui temuan tersebut hingga minggu lalu.
Semua dokumen telah diserahkan ke Administrasi Arsip dan Pencatatan Nasional sebagaimana diwajibkan oleh hukum AS ketika presiden dan wakil presiden meninggalkan jabatannya.
Sebelum pemilu itu, Biden menyerang mantan Presiden Donald Trump dan menyebutnya “sama sekali tidak bertanggung jawab” karena membawa lebih dari 300 dokumen rahasia ke tempat peristirahatannya, Mar-a-Lago, di Florida ketika Trump meninggalkan jabatannya.
Akhirnya, Trump mengembalikan beberapa dokumen sesuai permintaan Arsip, sementara puluhan dokumen lainnya tidak ditemukan sampai agen-agen FBI menemukannya dalam penggeledahan yang diperintahkan pengadilan di Mar-a-Lago Agustus lalu.
Jaksa Agung AS Merrick Garland telah menunjuk dua penasihat khusus, satu untuk menyelidiki Trump dan satu lagi untuk menyelidiki Biden.