Menlu China bicara via telepon dengan menlu AS soal relasi bilateral

0
60

Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menggelar sebuah percakapan telepon pada Jumat (23/12) dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken atas permintaan Blinken.

Wang mengatakan bahwa bulan lalu, Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden melakukan pertemuan yang sukses di Bali, yang memberikan panduan strategis untuk mengarahkan hubungan bilateral keluar dari kesulitan besar serta kembali ke jalur yang sehat dan stabil, yang mengirimkan sinyal positif ke dunia luar.

Tim dari kedua belah pihak telah melakukan serangkaian kontak sesuai dengan konsensus kedua kepala negara, yang secara umum bersifat menguntungkan, kata Wang.

Namun, perlu dicatat bahwa AS tidak boleh melakukan dialog dan tindakan pembendungan pada saat bersamaan, dan juga tidak boleh membahas kerja sama tetapi di saat yang sama menikam China, ujarnya.

Ini bukanlah persaingan yang masuk akal, melainkan penindasan yang tidak rasional.

Ini tidak bertujuan untuk mengelola perselisihan dengan benar, tetapi untuk mengintensifkan konflik.

Faktanya, ini merupakan praktik lama dari intimidasi sepihak, sebut Wang.

Hal ini tidak berhasil untuk China di masa lalu, dan tidak akan berhasil pula di masa depan, ujarnya, seraya menambahkan bahwa China akan terus mempertahankan dengan tegas kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunannya.

AS harus memberikan atensi terhadap kekhawatiran-kekhawatiran sah China, berhenti membendung dan menekan pembangunan China, khususnya tidak terus-menerus menantang garis merah China dengan cara “salami-slicing” (taktik memecah belah lawan), ujar Wang.

Menlu China itu menekankan bahwa kedua belah pihak harus berfokus dalam menafsirkan konsensus yang dicapai oleh kedua kepala negara dalam pertemuan mereka di Bali ke dalam kebijakan praktis dan aksi konkret.

Menekankan bahwa pertemuan baru-baru ini antara diplomat senior dari kedua negara di Kota Langfang, China, berlangsung mendalam dan konstruktif, Wang meminta kedua belah pihak untuk meningkatkan konsultasi perihal prinsip-prinsip panduan untuk hubungan China-AS, memajukan dialog di berbagai level dan di berbagai bidang secara tertib, serta menyelesaikan isu-isu spesifik antara kedua negara melalui kelompok kerja gabungan.

Tahun Baru harus memiliki sebuah prospek baru, ujar Wang, seraya menambahkan bahwa harapan masyarakat dari kedua negara dan seluruh dunia adalah hubungan China-AS akan stabil dan membaik.

Pola pikir menang-kalah (zero-sum) hanya akan mengarah pada saling gesekan dan bentrokan langsung antara kedua negara besar, kata sang menlu China, sembari mengungkapkan bahwa apa yang benar dan apa yang salah sudah sangat jelas.

Kedua belah pihak harus mengikuti arahan yang ditetapkan oleh kedua kepala negara untuk mengeksplorasi cara yang tepat agar China dan AS dapat akur terhadap satu sama lain sebagai dua negara besar, dan melakukan upaya yang tepat bagi kesejahteraan rakyat mereka serta perdamaian dan stabilitas dunia, ungkap Wang.

Sementara itu, Blinken mengatakan bahwa AS bersedia berdiskusi dengan China perihal prinsip-prinsip panduan hubungan bilateral, mengelola hubungan kedua negara secara bertanggung jawab, serta melakukan kerja sama di bidang-bidang yang memenuhi kepentingan bersama kedua pihak.

AS terus mengikuti kebijakan Satu China dan tidak mendukung “kemerdekaan Taiwan,” ujarnya.

AS memuji kepemimpinan China dan perannya sebagai presidensi pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties/COP) Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati untuk mempromosikan kerangka kerja ambisius bagi konservasi keanekaragaman hayati, kata Blinken, seraya menambahkan bahwa dirinya menantikan AS dan China bekerja sama untuk mempromosikan implementasi kerangka kerja tersebut.

Wang mengatakan bahwa China akan terus mengikuti Pemikiran Xi Jinping tentang Peradaban Ekologis, berupaya membangun komunitas kehidupan antara manusia dan alam, serta bersedia bergandengan tangan dengan semua pihak untuk menjaga planet satu-satunya yang kita tinggali bersama ini.

Kedua belah pihak juga bertukar pandangan mengenai isu Ukraina.

Wang menekankan bahwa China selalu berdiri di sisi perdamaian, tujuan Piagam PBB, dan masyarakat internasional untuk mempromosikan perdamaian dan pembicaraan.

China akan terus memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis dengan cara China sendiri, ungkap Wang.