Harga minyak melonjak di Asia, dipicu harapan pelonggaran COVID China

0
79
Pressure safety valve, Relief valve at suction and discharge of gas turbine compressor to protect piping system from over pressure.

Harga minyak melonjak di perdagangan Asia pada Selasa sore, didukung harapan bahwa China akan melonggarkan kontrol COVID-19 setelah protes yang jarang terjadi terhadap strategi nol-COVID negara itu selama akhir pekan di kota-kota besar China.

Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,4 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi diperdagangkan di 84,57 dolar AS per barel pada pukul 06.45 GMT.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 1,17 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi diperdagangkan di 78,39 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan naik lebih dari dua dolar AS pada hari sebelumnya.

China mengadakan konferensi pers tentang langkah-langkah pencegahan dan pengendalian COVID pada pukul 15.00 waktu setempat (07.00 GMT) pada Selasa di tengah rekor infeksi COVID dan protes di Shanghai dan Beijing.

Saham Asia juga menguat karena beredar desas-desus yang tidak berdasar bahwa kerusuhan dapat mendorong pelonggaran pembatasan COVID.

Desas-desus serupa telah menyebabkan pasar zig-zag dalam beberapa pekan terakhir.

Protes jalanan yang jarang terjadi di kota-kota di seluruh China selama akhir pekan adalah pemungutan suara menentang kebijakan nol-COVID Presiden Xi Jinping dan pembangkangan publik terkuat selama karir politiknya, kata analis China.

Beijing tetap berpegang pada kebijakan nol-COVID meskipun sebagian besar dunia telah mencabut sebagian besar pembatasan.

Harga minyak juga didukung oleh ekspektasi bahwa produsen-produsen minyak utama akan menyesuaikan rencana produksinya pada pertemuan mendatang.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, akan mengadakan pertemuan pada 4 Desember.

Analis di Eurasia Group menyatakan dalam sebuah catatan pada Senin (28/11/2022) bahwa melemahnya permintaan dari China dapat memacu OPEC+ untuk memotong produksi.

“Meskipun ini hanya tebakan …

bukan pernyataan resmi dari OPEC, itu masih mencerminkan sentimen pasar jangka pendek dan kemungkinan akan menjadi titik balik harga minyak,” kata analis dari Haitong Futures dalam sebuah catatan.

OPEC+ mulai menurunkan target produksinya sebesar 2 juta barel per hari (bph) pada November, yang bertujuan untuk menopang harga minyak.

Pasar juga menilai dampak dari batas harga Barat yang akan datang pada minyak Rusia.

Para diplomat Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa telah membahas batas antara 65 dolar AS dan 70 dolar AS per barel, dengan tujuan membatasi pendapatan untuk mendanai serangan militer Moskow di Ukraina tanpa mengganggu pasar minyak global.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi militer khusus”.

Tetapi pemerintah-pemerintah Uni Eropa pada Senin (28/11/2022) gagal menyepakati batas tersebut, dengan Polandia bersikeras bahwa batas tersebut harus ditetapkan lebih rendah dari yang diusulkan oleh G7, kata para diplomat.

Batas harga akan mulai berlaku pada 5 Desember, ketika larangan Uni Eropa terhadap minyak mentah Rusia juga berlaku.