Negara Malawi saat ini berada dalam cengkeraman wabah kolera yang telah menyebar ke seluruh negeri, menewaskan 292 orang dan menginfeksi 9.447 orang sejak Maret ketika kasus pertama dilaporkan, menurut laporan Menteri Kesehatan Khumbize Chiponda.
Sebagian besar kematian akibat penyakit tersebut, yang menyebar melalui air dan makanan yang terkontaminasi, terjadi di empat distrik yang berbatasan dengan Danau Malawi dan di Blantyre, kota terbesar kedua di negara tanpa pantai itu.
Kamp-kamp perawatan, yang sebagian besar berupa tenda darurat, telah didirikan dan pasien kolera berdatangan secara berbondong-bondong, menimbulkan tekanan pada sistem perawatan kesehatan yang sudah kewalahan karena kehabisan obat-obatan dan peralatan penting.
Chiponda mengatakan bahwa sebagian besar kematian terjadi setelah pasien hanya datang ke fasilitas ketika sudah berada dalam kondisi parah.
Wabah sekarang memiliki tingkat kematian 3,1 persen, naik dari 2 persen pada Maret lalu.
Wartawan Reuters mengunjungi tiga pusat perawatan utama di sekitar Blantyre, yang terletak di Limbe dan Ndirande di kawasan pusat bisnis perkotaan, dan Chileka di pinggiran pedesaan.
“Kami mengantisipasi lebih banyak kasus, tetapi masih belum siap dalam persediaan peralatan, dan kapasitas sumber daya,” kata Eunice Mselemu, seorang perawat di klinik Ndirande, wilayah terpadat di Blantyre.
Petugas kesehatan khawatir kondisi terburuk bisa terjadi karena karena kasus saat ini tercatat sebelum musim hujan.
“Ini pertama kalinya saya mengalami kolera yang menyerang begitu parah sebelum musim hujan,” kata Violet Mota, asisten pengawas kesehatan senior di Limbe Clinic.
John Mangani, seorang warga Malawi, adalah salah satu dari mereka yang terlambat menerima cairan rehidrasi sehingga tidak tertolong, kata keluarganya.
“Segalanya terjadi begitu cepat dan kami kehilangan dia,” kata Aida, saudara perempuan Mangani di Chiswe, sebuah desa dekat Klinik Limbe.
Malawi belum meluncurkan tahap kedua vaksin Kolera setelah menerima 2,9 juta dosis melalui Organisasi Kesehatan Dunia awal bulan ini, membuat banyak orang berebut dosis sisa dari kampanye vaksinasi sebelumnya pada Mei lalu.