Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup terkoreksi ke bawah level psikologis 7.000 jm3nelang rilis data inflasi Amerika Serikat.
IHSG ditutup melemah 103,25 poin atau 1,46 persen ke posisi 6.966,84.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 17,56 poin atau 1,74 persen ke posisi 991,65.
“Dari global, para pelaku pasar menantikan hasil perilisan data US CPI.
Di sisi lain, para pelaku pasar menantikan hasil pemilu sela AS.
Sementara itu, belum terdapat katalis positif dari domestik,” kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham.
Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, seluruh sektor terkoreksi dimana sektor transportasi & logistik turun paling dalam yaitu minus 2,3 persen, diikuti sektor energi dan sektor perindustrian masing-masing minus 1,97 persen dan minus 1,94 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ZATA, BSBK, KJEN, KRYA, dan MEDS.
Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni NANO, MEDC, PDPP, APLN, dan BABP.
.
Untuk saham-saham LQ45 yang mengalami penguatan terbesar yaitu INTP, KLBF, SMGR, TPIA, dan UNVR.
Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GOTO, BBRI, BBCA, UNTR, dan ADRO.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.363.591 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 27,22 miliar lembar saham senilai Rp12,84 triliun.
Sebanyak 136 saham naik, 421 saham menurun, dan 151 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 270,33 atau 0,98 persen ke 27.446,1 indeks Hang Seng turun 277,48 atau 1,7 persen ke 16.081,04, indeks Shanghai terkoreksi 12,04 poin atau 0,39 persen ke 3.036,13, dan indeks Straits Times menguat 8,29 poin atau 0,26 persen ke 3.173,79.