PBB lanjutkan upaya untuk perbarui kesepakatan biji-bijian Ukraina

0
71

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melanjutkan konsultasi dalam upaya untuk memperbarui Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), kata seorang juru bicara PBB pada Rabu (9/11).

“Kami terus mendesak para pihak untuk terus menunjukkan niat baik dan penuh dalam implementasi inisiatif tersebut dan untuk memfasilitasi pergerakan kapal yang tepat waktu, aman, dan tanpa hambatan,” ujar Stephanie Tremblay, jubir untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

“Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, ini adalah jalur pasokan yang krusial, dan jalur ini harus terus mengirimkan lebih banyak produk pangan yang sangat dibutuhkan ke seluruh dunia.” Ketua Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan Rebeca Grynspan dan Wakil Sekjen untuk Urusan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths akan bertemu dengan delegasi tingkat tinggi dari Rusia pada Jumat (11/11) di Jenewa, katanya.

“Jadi, ini adalah perkembangan baru dalam negosiasi.” Durasi awal Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam, yang memungkinkan ekspor biji-bijian dan produk pertanian Ukraina lainnya dari pelabuhan Laut Hitam, adalah 120 hari dan akan berakhir pada 19 November.

Para pihak telah sepakat bahwa perjanjian itu dapat diperpanjang secara otomatis dengan syarat tidak ada pihak yang keberatan.

Rusia pada 29 Oktober mengumumkan penangguhan partisipasinya dalam kesepakatan yang dimediasi oleh PBB dan Turki itu menyusul serangan terhadap Armada Laut Hitam Rusia.

Moskow setuju untuk melanjutkan partisipasinya beberapa hari kemudian menyusul interaksi diplomatik yang intens.

Bersama Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam, terdapat kesepakatan paralel tentang fasilitasi ekspor produk pangan dan pupuk Rusia.

Moskow telah berulang kali menyampaikan keluhan tentang minimnya kemajuan terkait ekspor Rusia.

Saat ditanya apakah PBB telah menerima informasi dari Rusia mengenai niatnya untuk memperbarui Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam, Tremblay mengatakan negosiasi sedang berlangsung.

“Akan ada pertemuan semacam ini (di Jenewa) dalam dua hari ke depan.

Jadi, jangan berprasangka soal apa yang akan terjadi pada pertemuan ini,” imbuhnya.