Perdagangan emas menjelang disampaikannya hasil pertemuan FOMC pada Rabu (02/11/2022), mengisyaratkan potensi pelemahan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan pandangan teknis, dimana harga emas telah memperkuat formasi “double top” -nya. Tentu saja dorongan penurunan ini adalah penguatan Dolar AS yang berpijak pada ekspektasi kenaikan suku bunga Fed pada hari ini.
Pasar meyakini, bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps. Ini merupakan kenaikan ke empat kali secara beruntun dalam tiap pertemuan bank sentral dengan skala kenaikan suku bunga yang besar. Hal ini tentu mendorong Dolar AS menguat dan menawarkan daya tarik emas sebagai asset safe haven.
Pelaku pasar sendiri sempat berharap bahwa Fed dapat bersikap lebih lunak. Keyakinan yang demikian ini membawa konsekuensi pelemahan Dolar AS dalam beberapa waktu sebelumnya, dan mendorong naik harga emas. Pasar bahkan berkeyakinan bahwa harga emas dapat kembali diatas $1700 apabila mampu bertahan diatas $1650 dan menembus harga krusial di $1687.
Dengan harga emas yang diperdagangkan di bawah $1,691/76, memperkuat formasi ‘double top’ besar yang ada. Oleh karena itu, dengan posisi teratas, diyakini bahwa emas akan berada di bawah tekanan baru. Target penurunan harga emas selanjutnya adalah di $1.614, kemudian $1.560 dan akhirnya tujuan inti ada di di $1.451/40.
Hanya dengan penutupan mingguan yang meyakinkan di atas rata-rata pergerakan harga dalam 55-hari di $1.687 yang akan mengurangi tekanan pada logam mulia, dimana resistensi berikutnya kemudian terlihat pada rata-rata 200-hari yang bahkan lebih penting, saat ini di $1.808, yang diperkirakan akan dibatasi pada sangat terbaru.
Sementara itu, Dolar AS yang sempat mengalami penurunan dalam perdagangan di hari sebelumnya, kini berhasil bangkit dan melonjak. Indek Dolar AS (DXY) sempat turun di 111,00 menjelang pertemuan FOMC. Pasar sendiri berkeyakinan bahwa prospek bullish Dolar AS dalam jangka pendek adalah tidak berubah. Bahkan kini, dengan kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan, indek Dolar AS berpeluang naik ke 114, atau tepatnya menantang posisi tertinggi di tahun 2022 pada 114,78 yang tercetak pada 28 September kemarin
Pelemahan Dolar AS ini sempat membuat harga emas naik diawal sesi perdagangan Amerika Utara hari ini. Emas diperdagangkan tepat di atas level $1.655. Dasar pelemahan Dolar AS yang membuat Emas naik secara relatif, adalah ekspektasi Fed yang dapat bernada kurang hawkish. Harapan ini mendorong aksi jual baru dolar AS, dimana pada gilirannya, terlihat menawarkan beberapa dukungan untuk emas dalam denominasi dolar.
Pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral AS mungkin memperlambat laju siklus kenaikan suku bunga di tengah memburuknya prospek ekonomi AS. Bahkan laporan ADP yang optimis, menunjukkan bahwa pengusaha sektor swasta menambahkan 239 ribu pekerjaan di bulan Oktober dari yang diharapkan 193 ribu, gagal mendorong USD.
Terlepas dari faktor pendukung, Emas memang tidak memiliki keyakinan bullish menjelang peristiwa risiko bank sentral yang penting. The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakannya nanti selama sesi AS dan diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 bps untuk keempat kalinya dalam banyak pertemuan. Fokus pasar, bagaimanapun, akan tetap terpaku pada pernyataan kebijakan moneter yang menyertainya dan komentar Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers pasca-pertemuan.
Investor akan mencari petunjuk baru tentang langkah pengetatan kebijakan Fed di masa depan, yang akan memainkan peran kunci dalam mempengaruhi dinamika harga USD. Hal ini, pada gilirannya, akan membantu menentukan langkah selanjutnya dari langkah terarah untuk emas yang tidak menghasilkan. Harga pasar saat ini menunjukkan lebih dari 50% peluang kenaikan suku bunga Fed 50 bps pada bulan Desember. Sinyal yang lebih hawkish akan menyiapkan panggung untuk dimulainya kembali tren bearish baru-baru ini untuk Emas.