Harga Minyak Terangkat Kembali

0
99

JAVAFX– Harga minyak terangkat kembali pada perdagangan minyak jelang sore hari ini sebagai bentuk aksi buyback setelah dalam beberapa hari perdagangan mengalami tekanan yang kali ini masih ada bantuan atas melemahnya dolar AS.

Kondisi dolar AS yang melemah di perdagangan kali ini memang akan selalu mendukung bagi sisi harga minyak untuk positif, di mana daya beli pedagang minyak ketika dolar AS melemah akan lebih tinggi, sehingga harga minyak terlihat lebih murah daripada ketika dolar AS menguat seperti semalam.

Namun penguatan minyak masih terbatas dengan bayang-bayang perang dagang di mana masalah perang dagang yang sudah mulai mereda di antara AS dengan China akan membawa duka bagi harga minyak, di mana mata uang AS bisa mengalami penguatannya. Dengan menguatnya dolar AS, maka nilai beli minyak akan lebih mahal daripada ketika dolar AS sedang melemah.

Kekhawatiran tensi geopolitik di Timur Tengah, baik sanksi AS terhadap Iran maupun perang Arab Saudi melawan Yaman, sedikit membuat investor minyak tidak terganggu dengan berita tersebut dan terus melakukan beli minyak pasca rilisnya data persediaan minyak mentah pemerintah AS tadi malam.

Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,25 atau 0,39% di level $64,63 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,34 atau 0,49% di harga $69,87 per barel.

Energy Information Administration semalam menyatakan bahwa persediaan minyak mentah pemerintah AS mengalami peningkatan sebesar 1,6 juta barel di pekan lalu, dan ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap konsumsi minyak masih cukup besar meskipun musim dingin di belahan Utara bumi sudah mulai berakhir. Sedangkan produksi minyak AS mengalami kenaikan lagi dan tercatat sekarang di angka 10,43 juta bph, menandakan bahwa konsumsi energi di AS masih cukup tinggi meski musim dingin sudah mulai terlewatkan dan akan melewati angka produksi Rusia 11 juta bph di tahun depan.

Situasi tingginya produksi minyak AS makin mengkhwatirkan OPEC dan Rusia yang sedang membatasi pasokan minyak dunia 1,8 juta bph sejak tahun lalu. Kondisi ini membuat Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman menyatakan bahwa pihaknya bersama Rusia dan negara produsen lainnya non-OPEC untuk segera bertemu untuk membahas perpanjangan pembatasan pasokan minyak tersebut, yang sebelumnya berlaku hingga akhir tahun ini untuk diperpanjang sepanjang tahun 2019 nanti.
Dan pihak Irak pun sebagai salah satu anggota OPEC sudah setuju untuk memperpanjang komitmen pembatasan pasokan minyak tersebut hingga tahun depan.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC