Harga minyak stabil mendekati level tertinggi tiga minggu di perdagangan Asia pada Kamis sore, setelah OPEC+ setuju untuk lebih memperketat pasokan minyak mentah global dengan kesepakatan untuk memangkas produksi sekitar 2 juta barel per hari, pengurangan terbesar sejak 2020.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun tipis 8 sen menjadi diperdagangkan di 93,29 dolar AS per barel pada pukul 06.56 GMT, setelah menetap 1,7 persen lebih tinggi di sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November merosot15 sen menjadi diperdagangkan di 87,61 dolar AS per barel, setelah mencetak kenaikan 1,4 persen pada Rabu (5/10/2022).
Perjanjian antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia atau OPEC+, muncul menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan akan menekan pasokan di pasar yang sudah ketat, menambah inflasi.
“Tindakan terbaru dari OPEC+ ini menunjukkan bahwa ada kenaikan untuk perkiraan tahun 2023 kami saat ini sebesar 97 dolar AS per barel,” kata analis ING dalam sebuah catatan.
Namun mengingat bahwa produksi di beberapa negara OPEC+ berada di bawah level target, pemotongan aktual akan lebih kecil dari pengurangan 2 juta barel per hari yang disepakati pada pertemuan tersebut.
Menteri Energi Saudi Abdulaziz bin Salman mengatakan pengurangan pasokan riil akan menjadi sekitar 1 juta hingga 1,1 juta barel per hari dan itu sebagai tanggapan atas kenaikan suku bunga di Barat dan melemahnya ekonomi global.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengkritik kesepakatan itu sebagai “pandangan picik”.
Gedung Putih mengatakan Biden akan terus menilai apakah akan merilis cadangan minyak strategis lebih lanjut untuk menurunkan harga.
Gedung Putih mengatakan akan berkonsultasi dengan Kongres tentang jalur tambahan untuk mengurangi kontrol OPEC dan sekutunya atas harga energi dalam referensi nyata untuk undang-undang yang dapat mengekspos anggota kelompok untuk tuntutan hukum antimonopoli.
“Dampak pasar akhir akan tergantung pada durasi perjanjian, karena OPEC+ memutuskan untuk memperpanjang Deklarasi Kerja Sama hingga akhir 2023,” kata analis Citi dalam sebuah catatan.
Ia menambahkan pengurangan pasokan akan membuat persediaan global rendah lebih lama dan memperketat pasar pada 2023.
Lebih dari setengah dari pengurangan pasokan 1 juta barel per hari diperkirakan berasal dari eksportir utama dunia Arab Saudi, kata analis di RBC Capital.
Secara terpisah pada Rabu (5/10/2022) Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia dapat memangkas produksi minyak dalam upaya untuk mengimbangi efek dari pembatasan harga yang diberlakukan oleh Barat atas tindakan Moskow di Ukraina.
Penarikan stok minyak AS pekan lalu juga mendukung harga.
Persediaan minyak mentah turun 1,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 30 September menjadi 429,2 juta barel, kata Badan Informasi Energi AS (EIA).