Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diprediksi melemah mengikuti koreksi indeks saham Wall Street.
IHSG dibuka melemah 9,56 poin atau 0,13 persen ke posisi 7.117,94.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,23 poin atau 0,22 persen ke posisi 1.017,97.
“Untuk hari ini kami memperkirakan IHSG melemah, didorong oleh kebijakan moneter yang agresif di global dan domestik, tren melemahnya nilai tukar di regional, serta melemahnya harga komoditas di hari ini,” tulis Tim Riset Panin Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Pada penutupan perdagangan kemarin, pasar saham AS melemah.
Investor melihat tren bearish atau melemah untuk indeks di AS masih akan berlanjut, setelah pemerintah menerapkan kebijakan moneter yang agresif.
Sedangkan pasar saham Eropa kemarin ditutup bervariasi.
Investor masih mencermati tren nilai tukar di Eropa, setelah kemarin poundsterling turun ke level terendah terhadap dolar AS.
Hal itu merespon kebijakan pemerintah Inggris yang akan menerapkan pemangkasan pajak dan juga insentif investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini imbal hasil atau yield obligasi AS mencatatkan kenaikan bulanan terbesar sejak 1957, dengan total kenaikan 131 basis poin pada September.
Sementara pasar saham Asia pagi ini dibuka bervariasi.
Investor masih akan mencermati nilai tukar yuan China, yang saat ini yang telah menyentuh level terendah dalam 14 tahun terakhir.
Dari sisi komoditas, harga emas melemah 0,27 persen, minyak Brent melemah 2,43 persen, dan nikel turun 5,4 persen yang disebabkan kebijakan The Fed yang nampaknya masih tetap agresif untuk mengendalikan inflasi namun mengancam pertumbuhan ekonomi global yang bertranslasi pada permintaan logam industri.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 187,57 poin atau 0,71 persen ke 26.619,12, indeks Hang Seng turun 6,2 poin atau 0,03 persen ke 17.848,94, dan indeks Straits Times meningkat 16,28 poin atau 0,51 persen ke 3.165,69.