Departemen Kehakiman AS Memulai Kembali Penyelidikan terhadap Dokumen yang Ditemukan di Kediaman Trump

0
74
Real estate tycoon Donald Trump flashes the thumbs-up as he arrives on stage for the start of the prime time Republican presidential debate on August 6, 2015 at the Quicken Loans Arena in Cleveland, Ohio. AFP PHOTO/MANDEL NGAN / AFP / MANDEL NGAN (Photo credit should read MANDEL NGAN/AFP/Getty Images)

Setelah dihentikan oleh keputusan pengadilan baru-baru ini, penyelidikan yang dilakukan oleh Departemen Kehakiman tentang apakah mantan presiden Donald Trump telah secara ilegal menyimpan dokumen rahasia pemerintah di kediaman pribadinya, kembali dimulai.

Dalam kemenangan bagi Departemen Kehakiman, pengadilan banding federal di Atlanta, pada Rabu (21/9), memutuskan bahwa tim penyelidik dapat melanjutkan pemeriksaan sekitar 100 dokumen rahasia yang disita Biro Penyidik Federal FBI di kediaman Trump di Mar-a-Lago, Florida, pada 8 Agustus lalu.

Penyelidikan tersebut, yang merupakan salah satu kasus yang membuntutui sang mantan presiden, terhenti pada awal September lalu setelah seorang hakim federal memerintahkan penunjukkan seorang “special master” untuk mengkaji dokumen-dokumen yang disita FBI dan melarang Departemen Kehakiman menggunakan dokumen tersebut, dan mengharuskannya menyerahkan dokumen itu pada peninjau independen.

Departemen Kehakiman mengajukan banding atas perintah hakim itu.

Mantan jaksa federal yang kini bekerja di perusahaan teknologi dan kajian risiko “Kroll” Jordan Strauss mengatakan bahwa putusan pengadilan yang mengabulkan banding tersebut menandakan penyelidikan kriminal dan penilaian komunitas intelijen yang terpisah tentang risiko penyalahgunaan dokumen yang ditemukan di Mar-a-Lago itu kini dapat dilanjutkan kembali.

Putusan itu juga berarti “special master” yang baru diangkat – yaitu Hakim Raymond Dearie – hanya dapat meninjau dokumen tidak rahasia yang disita di Mar-a-Lago untuk menentukan apakah ada yang dilindungi oleh hak istimewa pengacara-klien, atau hak istimewa eksekutif.

“Apa arti putusan ini bagi FBI? Pertama, FBI dapat terus memainkan peran yang biasanya dimainkan dalam kajian terhadap keamanan nasional, dan kedua, jaksa dapat terus berupaya menggunakan setidaknya dokumen rahasia,” tambah Strauss.

Selama penggeledahan di kediaman Trump itu, FBI menemukan sekitar 11.000 dokumen dan 1.800 barang lainnya.

Sekitar 100 dokumen diklasifikasikan ke dalam kategori rahasia, di mana sebagian diantaranya bahkan diberi judul “sangat rahasia.” FBI saat ini sedang menyelidiki setidaknya tiga potensi kejahatan federal terkait penyimpanan dokumen oleh Trump, yaitu penghapusan atau penghancuran catatan pemerintah, penyimpanan informasi pertahanan nasional secara ilegal, dan tindakan menghalang-halangi upaya mendapatkan keadilan.