Departemen Kehakiman Berencana Ajukan Banding Putusan Hakim dalam Kasus Trump

0
67

Departemen Kehakiman Amerika Serikat, pada Kamis (8/9), mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan hakim federal untuk menunjuk apa yang disebut sebagai “special master” untuk mengkaji dokumen dan bahan lain yang disita oleh Biro Penyidik Federal (FBI) dari kediaman mantan Presiden Donald Trump.

Pemberitahuan departemen itu disampaikan dalam pengajuan dokumen ke pengadilan tiga hari setelah hakim Aileen Cannon dari Distrik Florida Selatan mengizinkan penunjukkan “special master” dan memerintahkan penyelidik untuk berhenti menggunakan materi-materi tersebut untuk “tujuan investigasi.” Dengan meminta penangguhan dari sebagian putusan itu, Departemen Kehakiman meminta Cannon untuk mengizinkan penyelidik dapat terus menggunakan dokumen-dokumen rahasia yang disita dan menahannya dari “special master” itu.

Apakah “Special Master?” “Special master” atau pihak ketiga yang independen, ditunjuk oleh pengadilan untuk meninjau dokumen dalam kasus hukum yang sensitif.

Berbicara pada VOA, mantan jaksa Departemen Kehakiman John Malcolm mengatakan “kita dapat menganggap seorang ‘special master’ sebagai pengacara pengadilan.

Ia tidak menentukan hasil dari kontroversi hukum, seperti dalam kasus sengketa dokumen Trump itu.

Ia hanya dapat membuat rekomendasi “kepada hakim, yang akan dipertimbangkan hakim bersama dengan argumen dan penasehat hukum untuk menyelesaikan sengketa hum tersebut,” ujar Malcolm, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden di Institute for Constitutional Government, Heritage Foundation.

Pengacara Trump telah meminta penujukkan “special master” untuk menentukan apakah ada dokumen yang dilindungi oleh hak istimewa eksekutif, atau hak pengacara-klien.

Namun jaksa mengatakan catatan rahasia itu bukan milik Trump dan mengizinkan pihak luar untuk melihatnya “akan menimbulkan kerugian paling serius dan cepat bagi pemerintah dan publik.” Dokumen yang tidak dirahasiakan, yang merupakan sebagian besar materi yang disita dalam penggeledahan di kediaman Trump di Mar-a-Lago pada 8 Agustus lalu, tidak akan terpengaruh oleh putusan ini.

Jaksa federal memutuskan jika Cannon tidak memberikan izin pada 15 September nanti, maka jaksa akan mengajukan banding atas putusannya ke pengadilan banding federal di Atlanta.

FBI Sita Lebih dari 100 Dokumen Rahasia di Mar-a-Lago FBI menyita dokumen dan barang-barang lainnya sebagai bagian dari penyelidikan penanganan Trump atas catatan atau dokumen rahasia pemerintah setelah ia meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2021.

Berdasarkan Presidential Records Act, Trump harus menyerahkan semua dokumen dari masa kepresidenannya ke Arsip Nasional.

Penggeledakan di Mar-a-Lago itu dilakukan setelah pemerintah berulangkali meminta Trump untuk mengembalikan dokumen-dokumen yang dibawanya ke kediamannya di Florida itu.

Departemen Kehakiman mengatakan ada lebih dari 100 dokumen rahasia ditemukan diantara hampir 13.000 dokumen dan barang-barang lain yang disita selama penggeledahan itu.

Menurut dokumen pengadilan, sebagian dokumen rahasia yang disita itu mencakup “beberapa kompartemen tambahan yang sensitif, yang menandakan distribusi yang sangat terbatas,” yang berarti informasi tersebut sangat sensitif dan hanya dapat diakses oleh beberapa orang saja di dalam pemerintahan.

Departemen Kehakiman telah menentang penunjukkan “special master,” dengan mengatakan hal itu akan menghambat penyelidikan kriminal dan kajian atas dampak hal itu yang sedang dilakukan komunitas intelijen.

Dalam putusan hari Senin, Cannon mengatakan kajian atas keamanan nasional dan tinjauan klasifikasi dapat dilanjutkan.

Tetapi Departemen Kehakiman mengatakan kajian komunitas intelijen itu tidak dapat “dipisahkan” dari penyelidikan kriminal.

Ketidakpastian atas ruang lingkup perintah Cannon itu telah memaksa komunitas intelijen untuk “menangguhkan” kajiannya.