Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan bergerak di kisaran 6.500 hingga 7.278 pada Agustus 2022.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan memang ekspektasi pada bulan ini, IHSG mengalami penurunan karena bulan lalu tidak mampu menembus level resisten 7.000 “Pada akhir Juli IHSG ada di posisi 6.957, jadi secara teknikal itu masih diperkirakan turun.
Tapi berita bagusnya di data-data ekonomi bagus, PMI bagus dan data pertumbuhan ekonomi bagus.
Ini sangat mendukung IHSG yang sekarang di level 7.100,” ujar Martha dalam diskusi di Jakarta, Selasa.
Menurut Martha, faktor penggerak IHSG pada Agustus yaitu data-data ekonomi domestik, kebijakan bank sentral, data laporan keuangan emiten, dan juga pergerakan harga komoditas ke depan.
“Untuk laporan keuangan year on year itu rata-rata bagus pertumbuhannya.
Revenue bagus, pertumbuhan laba bersih juga bagus.
Tapi yang qoq (kuartal ke kuartal) naik, tentu tidak akan terlalu banyak,” ujar Martha.
Secara keseluruhan, lanjut Martha, sektor yang pertumbuhannya paling bagus yaitu sektor pertambangan batubara dan juga sektor pendukung pertambangan seperti alat berat, transportasi dan logistik, perbankan, dan juga telekomunikasi.
Sektor ritel juga naik seiring momen puasa dan lebaran.
“Sisanya sektor health dan sektor konsumer.
Sektor konsumer rata-rata pertumbuhan bagus dari sisi revenue, tapi karena kenaikan beban, beban bahan baku dan bahan bakar, akhirnya labanya mengalami penurunan,” kata Martha.
Untuk bulan ini, Mirae pun memilih tiga sektor yang dapat menjadi opsi bagi investor yaitu sektor keuangan, energi, dan industri.
Terkait sektor keuangan, Mirae masih memilih empat saham bank besar sebagai pilihan karena laporan keuangannya yang bagus yaitu Bank BRI (BBRI), Bank BCA (BBCA), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BNI (BBNI).
“Dan memang likuiditas perbankan kita sangat-sangat tinggi.
Kalau BI menaikkan suku bunga, tentunya menjadi tambahan berita bagus bagi perbankan.
Dan juga kalau kita lihat NPL masih di level tiga persen, masih terjaga.
Jadi sentimennya mayoritas positif dan pertumbuhan kredit diperkirakan bisa double digit tahun ini,” ujar Martha.
Untuk sektor energi, Mirae memilih tiga saham yaitu Adaro Energy Indonesia (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Indika Energy (INDY).Meski harga batubara saat ini ada penurunan, namun diperkirakan harga batubara yang berada di level 200 dolar AS hingga 300 dolar AS per ton masih menguntungkan buat perusahaan.
“Dengan konflik Rusia-Ukraina yang berlanjut, itu menjadi sentimen yang positif untuk batubara kita karena tentunya Eropa salah satunya akan mencari batubara dari Indonesia.
Dan nanti di akhir tahun masuk musim dingin dan biasanya permintaan untuk energi itu juga akan meningkat terutama China, India, dan Eropa,” kata Martha.
Sementara untuk sektor industri, Mirae memilih dua saham yaitu Astra International (ASII) dan United Tractors (UNTR).
UNTR dinilai memiliki kinerja yang positif di mana laba bersih meningkat 129 persen dengan pendapatan bersih naik 62 persen.
UNTR diuntungkan dengan penjualan alat berat dan kenaikan harga komoditas.
“Kenaikan UNTR berimbas ke Astra, labanya naik 106 persen.
Sebenarnya ini termasuk keuntungan dari investasi di GOTO, tapi kalau dikeluarkan GOTO-nya, itu masih naik sekitar 65 persen, jadi masih sangat bagus.
Dan pendapatannya naik 34 persen, salah satunya selain dari UNTR juga dari penjualan otomotif yang sudah tumbuh sampai level pra pandemi,” ujar Martha.