Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, Senin (1/8), berbicara dengan Presiden Republik Demokratik (RD) Kongo Felix Tshisekedi dan meminta maaf atas insiden yang terjadi pada Minggu (31/7).
Dalam insiden itu, sejumlah anggota pasukan penjaga perdamaian PBB melakukan penembakan dan menewaskan dua warga di sebuah kota perbatasan.
Dalam percakapan via telepon, Guterres menyampaikan belasungkawa dan meminta maaf atas insiden tersebut, kata juru bicara (jubir) Guterres, Stephane Dujarric.
Guterres mengatakan PBB berkomitmen penuh terhadap perdamaian serta siap berkoordinasi dan bekerja dengan angkatan bersenjata Kongo.
Dia juga menilai perlu ada dialog efektif guna mengatasi situasi tersebut serta menghadirkan stabilitas di RD Kongo timur, menurut jubir itu.
Pada Minggu, Guterres mengungkapkan kemarahannya setelah insiden yang terjadi di Kasindi, Provinsi Kivu Utara, di perbatasan RD Kongo dan Uganda.
Selain dua kematian yang dilaporkan, 15 orang lainnya terluka dalam insiden mematikan itu, kata otoritas di RD Kongo.
Sekjen PBB juga menekankan perlunya menunjukkan tanggung jawab atas peristiwa tersebut dan menyambut baik keputusan perwakilan khususnya di RD Kongo, Bintou Keita, untuk menahan para anggota pasukan penjaga perdamaian yang terlibat dalam insiden tersebut dan segera memulai penyelidikan.