Minyak mentah berjangka WTI turun di bawah $94 per barel pada hari Senin, melemah untuk sesi keempat berturut-turut, karena kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi global akan menurunkan permintaan energi melebihi tanda-tanda ketatnya pasar yang sedang berlangsung dan pasokan yang terganggu.
Selain hal tersebut, kekhawatiran pelaku pasar juga tertuju pada Federal Reserve AS yang diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi minggu ini, memimpin perjuangan global melawan lonjakan inflasi yang dikhawatirkan akan menyebabkan kehancuran permintaan. Perkiraan awal untuk PDB AS kuartal kedua yang akan dirilis pada hari Kamis akan memberi investor wawasan tentang keadaan ekonomi terbesar di dunia.
Sementara itu, selisih waktu dalam kontrak berjangka terus menandakan pasokan minyak yang ketat, dengan harga jangka pendek diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan harga di kemudian hari. Pekan lalu, Presiden Joe Biden gagal mendapatkan janji dari para pemimpin Arab untuk memompa lebih banyak minyak, sementara Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina mengatakan bahwa Rusia tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang akan memberlakukan batasan harga pada minyaknya.