Presiden AS Joe Biden hari Rabu tiba di Israel, sebagai bagian dari lawatan ke Timur Tengah yang lebih luas, dengan persinggahan di Tepi Barat dan Arab Saudi.
Ia akan mendorong integrasi Israel yang lebih dalam ke kawasan, mendesak negara-negara Teluk untuk memproduksi lebih banyak minyak untuk mengatasi krisis energi global dan memberi jaminan bahwa AS tidak akan menganggap kawasan itu kurang penting, meskipun fokusnya sekarang ini pada perang di Ukraina dan persaingan strategis dengan China.
Lawatan ini merupakan kunjungan pertama Biden ke wilayah tersebut sejak ia mulai menjabat presiden.
Biden lepas landas dari Pangkalan Gabungan Andrews hari Selasa malam, menuju Israel, di mana politik yang kacau di negara itu telah membuat pemerintahan sementara berkuasa di sana hingga pemilu akhir tahun ini, membatasi kesempatan untuk membuat kesepakatan yang dapat bertahan lama.
Hal serupa juga mungkin dihadapi Biden di Tepi Barat, di mana ia akan bertemu para pemimpin Palestina yang telah semakin kurang populer di kalangan rakyat mereka sendiri.
AS dan Israel berencana mengeluarkan pernyataan bersama yang disebut Deklarasi Yerusalem pada hari Kamis.
Isi Deklarasi itu dimaksudkan untuk menjadi peta jalan bagi hubungan kedua negara dalam tahun-tahun mendatang, kata para pejabat senior Israel yang memberi pengarahan kepada wartawan pada Selasa.
Biden juga akan singgah di Arab Saudi, autokrasi dengan catatan pelanggaran HAM yang juga memiliki cadangan minyak sangat besar.
Biden ingin Saudi memproduksi minyak lebih banyak lagi untuk mengatasi harga BBM yang tinggi, yang antara lain disebabkan oleh invasi Rusia di Ukraina.