JAVAFX– Harga minyak waspadai aksi ambil untungnya pada perdagangan minyak jelang sore hari ini pasca penguatan yang signifikan sejak awal pekan ini yang didukung oleh pasokan minyak OPEC yang makin terbatas dan masih tingginya produksi minyak AS.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,06 atau 0,09% di level $65,23 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,01 atau 0,01% di harga $69,46 per barel.
American Petroleum Institute menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan di pekan lalu sebesar 2,7 juta barel, dan ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap konsumsi minyak masih cukup besar meskipun musim dingin di belahan Utara bumi sudah mulai berakhir. Namun malamnya, Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan minyak mentah pemerintah AS mengalami penurunan sebesar 2,6 juta barel di pekan lalu.
Hal ini merupakan sebuah kejutan bagi pedagang minyak di kala produksi minyak AS sudah melewati angka 10,4 juta bph, menandakan bahwa konsumsi energi di AS masih cukup tinggi meski musim dingin sudah mulai terlewatkan.
EIA juga melaporkan bahwa impor minyak AS juga mengalami penurunan rata-rata 500 ribu bph menjadi 7,08 juta bph pekan lalu disertai pula dengan kenaikan ekspor rata-rata sebesar 86 ribu bph menjadi 1,57 juta bph.
Dukungan kenaikan harga minyak juga terjadi secara perlahan-lahan sejak awal pekan dengan terbantu bahwa produksi Venezuela yang terus melemah sejak kondisi krisis keuangan di negara di Karibia tersebut. Rata-rata produksi Venezuela sebelumnya 2 juta bph dan sejak adanya krisis ekonomi serta embargo AS, produksi minyakterus turun hingga rata-rata 1,5 juta bph.
Badan Energi Internasional atau IEA pekan lalu menyatakan bahwa pasokan minyak global meningkat pada bulan Februari sebesar 700 ribu bph dari tahun lalu menjadi 97,9 juta bph. IEA juga mengatakan pasokan dari produsen minyak di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC telah tumbuh sebesar 1,8 juta bph dibandingkan tahun lalu yang mencapai 760 ribu bph.
Menurut IEA bahwa kenaikan pasokan ini akan lebih besar daripada perkiraan pertumbuhan permintaan yang tahun ini hanya bisa mencapai 1,5 juta bph, sehingga akan ada kelebihan pasokan hanya dari produksi minyak di luar OPEC. Badan tersebut juga melaporkan bahwa persediaan minyak komersial di negara-negara industri naik pada Januari untuk pertama kalinya dalam 7 bulan ini.
Putera mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman sedang berkunjung ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump dan telah membeli senjata ke AS senilai $2 trilyun. Pasar langsung bereaksi dengan waspada terhadap kunjungan MBS tersebut yang akan membujuk Trump agar memberikan sanksi yang lebih berat kepada Iran soal nuklir sehingga meningkatkan tensi yang panas di Timur Tengah.
Bila ada sanksi baru bagi Iran, maka ekspor minyak Iran bisa tertunda ataupun dikurangi lagi sehingga pasokan dunia juga akan kembali berkurang sekitar 250 ribu hingga 500 ribu bph.
Penulis: Adhi Sunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC