Harga emas turun lebih dari 2% pada perdagangan di hari Selasa, tenggelam lebih dalam di bawah harga $ 1.800 karena reli dolar AS yang sangat tajam. Prospek kenaikan suku bunga FED semakin melemahkan selera untuk aset yang tidak menghasilkan bunga, seperti emas ini. Harga emas di bursa berjangka AS turun 2,1% ke $1.763,9 per troy ons.
Bagi para investor asing, penguatan Dolar AS ini jelas merugikan mereka dan membuat minat mereka untuk membeli asset dengan denominasi Dolar AS makin menurun. Sebagaimana diketahui bahwa dolar AS saat ini berada di posisi terkuatnya selama dua dekade terakhir. Ini membuat Dolar AS semakin kuat sebagai tempat perlindungan pilihan bagi investor yang khawatir tentang potensi resesi.
Selama ini, emas akan dianggap sebagai tempat lindung nilai terhadap inflasi yang baik. Namun demikian dengan lingkungan suku bunga yang tinggi, sebagai konsekuensi upaya Bank Sentral dalam menjinakkan tekanan kenaikan harga telah terbukti meredupkan selera investor untuk membeli emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Alhasil, dalam jangka pendek, harga emas masih berada dalam tren bearish. Kondisi dimana mengundang para spekulan berbasis teknis untuk memainkan sisi jual dari pasar berjangka.
Investor sekarang menunggu risalah dari AS. Pertemuan Juni Federal Reserve pada hari Rabu untuk petunjuk baru tentang kemungkinan besarnya kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.