Dolar Tersandung Kekhawatiran Risiko Kenaikan Suku Bunga

0
120

Dolar AS tergelincir terhadap mata uang utama di sesi Jumat, menuju penurunan mingguan pertamanya bulan ini seiring penilaian investor terhadap kebijakan Federal Reserve dan apakah kenaikan suku bunga agresif akan memicu resesi.

Indeks dolar di pembukaan sesi Asia pada level 104.35 dengan level terendah di 104.13 dan level tertinggi di 104.46. Kembali turun dari kenaikan 0,19% di sesi kemarin yang sebagian besar didorong oleh penurunan Euro setelah data manufaktur Eropa yang lemah mengurangi optimisme pengetatan Bank Sentral Eropa.

Dolar cenderung berombak sepanjang minggu ini, dengan kondisi pasar saat ini memperkirakan tindakan kebijakan yang lebih hati-hati dari Fed setelah kenaikan suku bunga 75 basis poin pada bulan Juli.

Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Kamis mengatakan bahwa dia mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin untuk beberapa pertemuan berikutnya setelah Juli. Sementara itu, Ketua Fed Jerome Powell, dalam kesaksiannya di hadapan Kongres untuk hari kedua, menekankan komitmen “tanpa syarat” bank sentral untuk menjinakkan inflasi, bahkan di tengah risiko terhadap pertumbuhan.

Kekhawatiran resesi telah melemahkan imbal hasil obligasi, menopang dolar, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun meluncur ke level terendah dua minggu semalam.

Terhadap yen, yang sangat sensitif terhadap perubahan imbal hasil AS, dolar AS mencatat penurunan di minggu ini dan menghentikan kenaikan beruntun tiga minggu, 6,19%.

Terhadap Euro, Dolar AS melemah setelah Euro jatuh 0,44% semalam menyusul data PMI Jerman dan Prancis lebih lemah dari perkiraan. Namun di minggu ini, Euro menuju kenaikan 0,44% terhadap dolar

Sterling rebound, menempatkannya menuju kenaikan mingguan 0,5% yang akan mengakhiri penurunan tiga minggu. Dolar Australia naik, namun masih bersiap untuk penurunan mingguan 0,48%, penurunan mingguan ketiga berturut-turut.