Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa pihaknya akan memberi “tanggapan yang cepat dan keras” jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir.
Reaksi seperti itu, menurut para ahli, harus mencakup penguatan pertahanan Korea Selatan, sambil menarget entitas dan individu asal China dan Rusia yang mendukung program-program senjata Pyongyang.
Setelah bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korea Selatan Cho Hyun-dong, di Seoul pada Selasa (7/6), Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan, “Akan ada tanggapan yang cepat dan keras” terhadap uji coba nuklir Korea Utara.
Pada pertemuan di Wina, Senin (6/6), Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan Korea Utara tengah bersiap kemungkinan untuk melakukan uji coba nuklir karena salah satu pintu masuk terowongan di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri telah “dibuka kembali”.
Tanda-tanda persiapan untuk uji coba nuklir telah tampak melalui satelit sejak Maret di Punggye-ri, yang semula ditutup oleh Pyongyang di depan wartawan asing yang diundang untuk menyaksikan pembongkaran tempat itu pada 2018.
Pada konferensi pers, Senin (6/6), juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan AS khawatir Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir “dalam beberapa hari mendatang.” “Ini adalah kemungkinan yang telah kami perkirakan” dengan sekutu dan mitra kami, tambah Price.
Ketegangan meningkat di wilayah Semenanjung Korea setelah Pyongyang meluncurkan delapan rudal balistik jarak pendek pada Minggu (5/6).
Peluncuran tersebut adalah uji coba senjata nuklir putaran ke-18 yang dilakukan oleh Korea Utara pada tahun ini.