Pasca Penembakan Massal, Presiden Biden akan ke Buffalo

0
60

Presiden Joe Biden pada Selasa (17/5) dijadwalkan melakukan perjalanan ke kota Buffalo, New York, di mana pihak berwenang sedang menyelidiki serangan di pasar swalayan oleh apa yang dikatakan Biden sebagai seorang pria “yang dilengkapi senjata perang dan jiwa yang sarat kebencian.” Presiden dan istrinya, Jill, akan “menyampaikan duka cita kepada komunitas yang kehilangan 10 nyawa dalam penembakan massal yang tidak berperikemanusiaan dan mengerikan,” kata Gedung Putih.

Berbicara hari Minggu di Washington, Biden mengatakan Departemen Kehakiman sedang menyelidiki penembakan itu sebagai “kejahatan rasial, tindakan supremasi kulit putih yang bermotivasi rasial dan ekstremisme kekerasan.” “Kita semua harus bekerja sama untuk mengatasi kebencian yang masih menjadi noda dalam jiwa Amerika,” kata Biden.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk penembakan itu.

Juru bicaranya mengatakan pada Minggu bahwa Guterres “terkejut atas pembunuhan 10 orang dalam tindakan keji ekstremisme rasis di Buffalo.” Pihak berwenang mengidentifikasi penembak berusia 18 tahun itu sebagai Payton Gendron, dari Conklin, New York, sekitar 330 kilometer tenggara Buffalo.

Dia berkulit putih dan 11 dari 13 korban penembakan itu berkulit hitam.

Dalam acara “Face the Nation” di TV CBS, Wali Kota Buffalo Byron Brown Minggu mengatakan bahwa polisi “memeriksa setiap elemen, setiap detail latar belakang penembak untuk mengetahui mengapa dan bagaimana ini terjadi, dan alasan orang itu datang ke kota Buffalo untuk melakukan kejahatan yang mengerikan ini.” Seperti yang sering terjadi setelah penembakan massal di Amerika, Brown meminta Kongres untuk memberlakukan undang-undang pengendalian senjata yang lebih ketat.