Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan “era baru” dalam hubungan AS dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS yang berlangsung di Washington pada Jumat (14/5), Biden mengatakan banyak sejarah dunia dalam 50 tahun ke depan akan ditulis di negara-negara ASEAN dan bahwa hubungan ASEAN-AS adalah masa depan.
“Kita meluncurkan era baru dalam hubungan AS-ASEAN,” kata Biden.
Pemerintahan Biden berharap upaya itu akan menunjukkan bahwa Washington tetap fokus pada Indo-Pasifik dan tantangan jangka panjang China, yang dipandangnya sebagai pesaing utamanya, terlepas dari krisis di Ukraina.
Sebelumnya, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan kepada para pemimpin ASEAN bahwa AS akan tetap berada di kawasan itu selama beberapa generasi dan menekankan perlunya mempertahankan kebebasan laut, yang menurut Washington ditentang oleh China.
“Amerika Serikat dan ASEAN telah berbagi visi untuk kawasan ini, dan bersama-sama kita akan menjaganya dari ancaman terhadap aturan dan norma internasional,” ujar Harris.
Baik Harris maupun Biden tidak menyebut nama China, yang dituduh Washington menggunakan paksaan terhadap negara-negara tetangganya.
“Kami mendukung sekutu dan mitra kami dalam membela tatanan berbasis aturan maritim, yang mencakup kebebasan navigasi dan hukum internasional,” kata Harris.
Dia mengatakan AS akan terus menanggapi ancaman COVID-19 dengan ASEAN, setelah menyumbangkan lebih dari 115 juta vaksin ke kawasan tersebut.
“Selama COVID ada di satu negara, itu mempengaruhi kita semua,” ujar Harris.
Dia juga mengatakan AS dan ASEAN perlu menunjukkan bekerja sama dalam mengatasi masalah iklim, mempercepat transisi ke energi bersih, dan memenuhi kebutuhan infrastruktur secara berkelanjutan.
Pemerintah AS menjanjikan 150 juta dolar (sekitar Rp2,2 triliun) untuk membantu meningkatkan infrastruktur, keamanan, kesiapsiagaan pandemi, dan proyek-proyek lain di ASEAN.
Komitmen baru AS akan mencakup pengerahan kapal penjaga pantai AS ke kawasan Asia Tenggara untuk membantu melawan apa yang digambarkan Washington dan negara-negara regional sebagai penangkapan ikan ilegal oleh China.
Biden sedang mengerjakan lebih banyak inisiatif, termasuk investasi infrastruktur Build Back Better World dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF).
Namun, pengeluaran AS tidak berarti jika dibandingkan dengan China, yang pada November saja menjanjikan bantuan pembangunan sebesar 1,5 miliar dolar (sekitar Rp22 triliun) untuk ASEAN selama tiga tahun guna memerangi COVID dan mendorong pemulihan ekonomi.