Indeks utama Wall Street turun tajam pada hari Kamis pagi waktu setempat karena aksi jual yang luas seiring nada bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang kurang hawkish, gagal meredakan ekspektasi investor tentang kenaikan suku bunga yang lebih besar tahun ini untuk menjinakkan lonjakan inflasi.
Indeks Nasdaq jatuh lima persen dan Indeks S&P 500 tampaknya akan menghapus semua kenaikannya dari sesi sebelumnya setelah saham induk perusahaan Google Alphabet Inc, Apple Inc, Microsoft Corp, Meta Platforms, Tesla Inc, dan Amazon.com jatuh antara 4,8 persen dan 7,3persen.
Bank sentral AS pada hari Rabu menaikkan suku bunga 50 basis poin seperti yang diharapkan, namun Ketua Federal Reserve Jerome Powell secara eksplisit mengesampingkan kenaikan 75 basis poin dalam pertemuan mendatang.
Pada Kamis, para pialang menaikkan taruhan mereka pada kenaikan suku bunga bank sentral AS 75 basis poin pada pertemuan The Fed Juni.
“Ada lebih banyak orang yang meragukan The Fed dapat mencegah inflasi tanpa menghancurkan ekonomi kita,” kata CEO Longbow Asset Management, Jake Dollarhide, di Tulsa, Oklahoma.
Kekhawatiran tentang langkah kebijakan Federal Reserve, laba yang beragam dari beberapa perusahaan dengan pertumbuhan besar, konflik di Ukraina dan lockdown terkait pandemi di China, telah memukul Wall Street baru-baru ini, membayangi musim pelaporan triwulanan yang lebih baik dari perkiraan.
Pukul 12:08 Waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average menurun 1.056,76 poin, atau 3,10 persen menjadi pada 33.004,30.
Indeks S&P 500 turun 157,38 poin atau 3,66 petsen menjadi 4.142,79 dan Indeks Komposit Nasdaq jatuh 634,50 poin, atau 4,89 persen menjadi 12.330,35.
Hanya 13 sektor dari Indeks S&P 500 yang berada di zona menghijau pada pukul 12 malam waktu setempat, sementara Nasdaq berada di jalur penurunan dengan persentase satu hari terbesar sejak September 2020.
Semua dari 11 sektor utama Indeks S&P merosot, dengan sektor kebutuhan konsumen dan teknologi menjadi yang paling jatuh, masing-masing merosot 5,5 persen dan 4,8 persen.
Indeks Volatilitas CBOE, juga dikenal sebagai pengukur kekhawatiran Wall Street, naik menjadi 31,73 poin.
Fokus kini beralih ke laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS yang diawasi ketat pada hari Jumat guna mendapatkan petunjuk tentang kekuatan pasar tenaga kerja dan dampaknya terhadap kebijakan moneter.
Saham yang menurun melebihi jumlah yang naik untuk rasio 9,34 banding 1 di Bursa Efek New York (NYSE) dan untuk rasio 6,18 banding 1 di Nasdaq.
Indeks S&P mencatat dua saham tertinggi baru dalam 52-minggu dan 40 saham terendah baru, sedangkan Nasdaq mencatat 20 saham tertinggi baru dan 267 saham terendah baru.