Jasad seorang remaja yang hilang bulan ini di negara bagian Nuevo Leon, Meksiko, ditemukan terendam dalam tangki air di dasar sebuah motel dekat lokasi di mana ia terakhir kali terlihat, menurut ayahnya.
Debanhi Escobar, mahasiswi hukum berusia 18 tahun, menghilang pada 9 April, di tengah rentetan kasus perempuan hilang di ibu kota Neuvo Leon, Monterrey.
Dia terakhir kali terlihat berdiri dekat jalan raya dalam sebuah foto yang diambil seorang sopir yang disewa untuk membawanya pulang setelah pesta.
Pada Jumat (22/4), ayahnya, Mario Escobar, menuduh sopir itu meraba-raba dada putrinya, mengutip rekaman kamera video.
Menurutnya, aksi tersebut membuat putrinya keluar dari mobil dan apa yang terjadi setelah itu tidak jelas.
Dalam wawancara dengan media setempat, Escobar juga mengidentifikasi mayat di tangki itu sebagai putrinya dan menuduh otoritas salah menangani penyelidikan.
“Putri saya meninggal karena otoritas yang tidak kompeten, dan karena pelaku kekerasan seksual,” katanya.
Kantor jaksa agung negara bagian mengatakan tak seorang pun ditahan terkait kasus itu.
Sang sopir tidak dapat dihubungi untuk dimintai tanggapannya.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menyampaikan belasungkawa kepada keluarga pada Jumat dan mengatakan kematian remaja itu dapat diselidiki oleh kantor jaksa agung federal atas permintaan keluarga, sehingga “tidak ada keraguan” atas kasus itu.
Sebanyak 26 wanita dan anak perempuan telah hilang di Nuevo Leon sejak awal tahun dan lima lainnya telah ditemukan tewas setelah dilaporkan hilang.
Kasus-kasus tersebut telah memicu protes dan mendorong pengawasan internasional terhadap kekerasan gender di Meksiko.
Pada Jumat siang, ratusan perempuan jalan beriringan ke kantor jaksa agung dan jalan raya yang ramai di pusat kota, melumpuhkan lalu lintas pada jam sibuk, untuk memprotes kekerasan gender.
Pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri menteri keamanan Aldo Fasci dan membawa poster dengan nama dan wajah Debanhi Escobar yang ditemukan tewas.
“Saya di sini untuk seluruh anak perempuan di Nuevo Leon karena kami menginginkan negara bagian yang aman dan bebas untuk mereka,” kata Adriana Flores (45).