Minyak Mentah Masih Terus Digerogoti Berbagai Kekhawatiran

0
151
Minyak Mentah

Minyak tergelincir di sesi Jumat, dibebani oleh prospek pertumbuhan global yang kian melemah, kenaikan suku bunga, dan penguncian COVID-19 di China yang menekan permintaan bahkan ketika Uni Eropa mempertimbangkan larangan minyak Rusia yang akan semakin memperketat pasokan.

IMF minggu ini memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi globalnya sementara Ketua Federal Reserve AS di sesi Kamis mengatakan bahwa kenaikan suku bunga setengah poin “akan dibahas” pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya pada bulan Mei.

Minyak mentah Brent turun 76 sen, atau 0,7%, menjadi 107,57 dolar AS per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 32 sen, atau 0,3%, menjadi $103,47.

Prospek permintaan di China terus membebani. Shanghai mengumumkan babak baru langkah-langkah termasuk pengujian virus corona harian mulai Jumat, menambah langkah-langkah ketat untuk menghambat wabah terbaru.

Brent mencapai $139 per barel bulan lalu, level tertinggi sejak 2008, namun kedua minyak acuan menuju penurunan mingguan lebih dari 3% minggu ini.

Ketatnya pasokan setelah gangguan di Libya, yang kehilangan produksi 550.000 barel per hari (bph), dan pasokan semakin kerar jika Uni Eropa memberlakukan embargo pada minyak Rusia.

Sebuah sumber Uni Eropa mengatakan kepada Reuters minggu ini bahwa Komisi Eropa sedang bekerja untuk mempercepat ketersediaan pasokan energi alternatif untuk mencoba memotong biaya pelarangan minyak Rusia dan membujuk negara-negara yang enggan untuk menerima langkah tersebut.