IHSG diperkirakan terkoreksi dipicu naiknya imbal hasil obligasi

0
61

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan terkoreksi, dipicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.

IHSG dibuka menguat 1,28 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.205,08.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,16 poin atau 0,02 persen ke posisi 1.029,43.

“Naiknya yield obligasi AS dan Indonesia tenor 10 tahun berpeluang memberikan sentimen negatif untuk pergerakan IHSG.

Masih minimnya sentimen dari dalam negeri, IHSG berpeluang melemah pada hari ini di kisaran 7.165-7.251,” tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Bursa ekuitas AS ditutup melemah pada awal pekan, merespons imbal hasil surat utang pemerintah AS yang menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun.

Imbal hasil US Treasury 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak Januari 2019 di atas 2,79 persen pada sesi Senin (11/4), setelah The Fed menegaskan kebijakan moneter yang lebih ketat ke depan.

Kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi mendorong investor untuk melepas aset yang lebih berisiko.

Fokus investor global tertuju pada data indeks harga konsumen AS periode Maret yang dijadwalkan rilis pada Selasa (12/4) dan rilis indeks harga produsen pada Rabu (13/4), untuk indikasi langkah The Fed selanjutnya dalam mengendalikan inflasi.

Fokus juga tertuju pada rilis laporan keuangan kuartal I 2022 emiten, dengan beberapa bank besar diantaranya JPMorgan, Citigroup, Goldman Sachs, Morgan Stanley dan Wells Fargo akan merilis kinerjanya pekan ini.

Dari Eropa, ekonomi Inggris melambat lebih tajam dari ekspektasi pada Februari, dengan pertumbuhan PDB bulanan mencapai 0,1 persen (mom) dibanding Januari 0,8 persen (mom).

Penyusun kebijakan Bank Sentral Eropa akan bertemu di Frankfurt pada Kamis (14/4) untuk membahas langkah kebijakan moneter berikutnya, di tengah lonjakan harga konsumen dan tekanan pada pertumbuhan ekonomi akibat perang di Ukraina.

Dari komoditas, harga minyak mentah melemah sekitar 4 persen di tengah kekhawatiran pandemi COVID-19 akan memangkas permintaan di China, sementara negara-negara Badan Energi Internasional (IEA) berencana untuk merilis rekor volume minyak dari stok strategis.

Minyak mentah Brent ditutup melemah 4,2 persen menjadi 98,48 dolar AS per barel, sementara WTI turun 4 persen menjadi 94,29 dolar AS per barel.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 385,32 poin atau 1,44 persen ke 26.436,2, Hang Seng naik 34,36 poin atau 0,16 persen ke 21.242,66, dan Straits Times terkoreksi 22,72 poin atau 0,68 persen ke 3.340,84.