Biden Tetapkan Lynching sebagai Kejahatan Kebencian Federal

0
73
President Joe Biden speaks during the 59th Presidential Inauguration at the U.S. Capitol in Washington, Wednesday, Jan. 20, 2021.(AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Sejumlah presiden biasanya mengucapkan beberapa patah kata sebelum menandatangani sebuah Rancangan Undang-undang menjadi Undang-undang (UU).

Tetapi, Joe Biden, pada Selasa (29/3), merubah kebiasaan tersebut ketika ia membubuhkan tanda tangannya pada UU Anti-Lynching Emmett Till.

Ia menandatangani RUU itu di Rose Garden Gedung Putih, baru kemudian berbicara.

“Baiklah.

(RUU) in telah menjadi Undang-undang,” kata presiden, yang dikelilingi Wakil Presiden Kamala Harris, anggota Kongres dan pejabat tinggi Departemen Kehakiman.

Ia juga didampingi oleh keturunan Ida B.

Wells, seorang jurnalis kulit hitam yang melaporkan aksi lynchings hukuman mati tanpa pengadilan (biasanya dengan menggantung korban) atau aksi main hakim sendiri.

Tampak pula Pendeta Wheeler Parker, sepupu dari Till, dalam acara tersebut.

Biden mengatakan itu “sedikit tidak biasa ketika menandatangani RUU, tidak mengatakan apa-apa, lalu baru kemudian berbicara.

Tapi begitulah pengaturannya.” Ia berterima kasih kepada hadirin, para pemimpin hak-hak sipil, anggota Kongres Kaukus kulit Hitam dan tamu lainnya yang terus mendukung UU itu karena “tidak pernah menyerah.” Kongres pertama kali mempertimbangkan undang-undang anti hukuman mati tanpa pengadilan lebih dari 120 tahun yang lalu.

Hingga Maret tahun ini, undang-undang tersebut hampir 200 kali gagal lolos, dimulai dengan RUU yang diperkenalkan pada tahun 1900 oleh Anggota DPR dari North Carolina George Henry White, satu-satunya anggota Kongres kulit hitam pada saat itu.

Kamala Harris adalah sponsor utama RUU itu ketika ia masih menjadi senator.

UU Anti-Lynching Emmett Till diberi nama sesuai nama remaja kulit hitam yang dibunuh di Mississippi pada musim panas 1955 yang menjadi cambuk di era hak-hak sipil.

Ibunya yang berduka meminta peti mati terbuka untuk menunjukkan kepada semua orang bagaimana putranya telah disiksa.

Dalam sambutannya, Biden mengakui keterlambatan dalam pengesahan undang-undang tersebut dan berbicara tentang bagaimana hukuman mati tanpa pengadilan digunakan untuk meneror dan mengintimidasi orang kulit hitam di Amerika.

Lebih dari 4.400 orang kulit hitam tewas dengan hukuman mati tanpa pengadilan antara tahun 1877 dan 1950, sebagian besar tinggal di Selatan Amerika, kata Biden.

“Lynching adalah teror murni, untuk menegakkan kebohongan bahwa tidak semua orang berhak di Amerika.

Tidak semua orang diciptakan sama,” katanya.