Emas siap melanjutkan tren kenaikannya kembali menjemput level psikologis. Meski hampir dipastikan tidak akan dapat dicapai dalam waktu singkat, meskipun kenaikan saat ini mulai terlihat. Konflik antara berkecamuk Rusia – Ukraina meningkatkan permintaan safe-haven dan menopang harga emas.
Seakan melengkapi ketegangan di sisi geopolitik, lonjakan inflasi dan bargain hunting juga dapat dikaitkan dengan kenaikan logam mulia tersebut. Terlepas dari kondisi risk-aversion pasar, dolar AS sejauh ini melemah, sehingga membuat emas menjadi murah.
Anjloknya USD/JPY karena inflasi Jepang yang lebih tinggi dan intervensi verbal menyeret dolar mencatat penurunan secara luas. Fokus akan terus tetap pada tren risiko, berita terbaru Ukraina dan pidato Fed untuk peluang perdagangan baru harga emas.
Pada hari Kamis, harga emas menembus mode konsolidasi mingguan dan bergerak naik, seiring dengan kenaikan harga minyak menekankan kekhawatiran atas inflasi yang mengamuk dan pertumbuhan ekonomi global, yang menguntungkan emas yang melindungi inflasi.
Sementara itu, respons NATO yang lebih kuat terhadap kelanjutan konflik permusuhan Rusia di Ukraina membuat perdagangan risiko menjadi dangkal. Selanjutnya, investor tetap waspada, karena Presiden AS Joe Biden dan mitra NATO Eropa bersiap menghadapi risiko ketika Moskow meluncurkan serangan nuklir.
Pasar terbebani oleh komentar hawkish dari Kepala Fed Chicago Charles Evans terhadap ketidakpastian karena konflik Ukraina dan lonjakan inflasi, membuat investor mencari perlindungan pada emas. Kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar AS juga gagal menghalangi kenaikan emas.