2021, Seluruh Negara Gagal Penuhi Kualitas Udara WHO

0
99

Tidak ada satu negara pun yang berhasil memenuhi standar kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021.

Data yang terlihat pada Selasa (22/3) tersebut merupakan hasil dari survei polusi di 6.475 kota.

Bahkan survei itu menemukan kabut asap meningkat di beberapa wilayah setelah COVID.

Dalam pedomannya yang direvisi tahun lalu, WHO merekomendasikan rata-rata partikel kecil dan berbahaya di udara yang dikenal sebagai PM2.5 tidak boleh lebih dari 5 mikrogram per meter kubik.

WHO mengatakan konsentrasi rendah pun menyebabkan risiko kesehatan yang signifikan.

Namun, hanya 3,4 persen dari kota-kota yang disurvei itu yang memenuhi standar pada 2021, menurut data yang dipenuhi oleh IQAir, sebuah perusahaan teknologi polusi Swiss yang memantau kualitas udara.

Sebanyak 93 kota mengalami tingkat PM2.5 10 kali lipat dari tingkat yang direkomendasikan.

“Ada banyak negara yang membuat langkah besar dalam pengurangan (polusi),” kata Christi Schroeder, manajer ilmu kualitas udara di IQAir.

“China memulai dengan beberapa angka yang sangat besar dan terus menurun dari waktu ke waktu.

Namun ada juga tempat di dunia yang semakin parah secara signifikan.” Data tersebut juga menunjukkan tingkat polusi India secara keseluruhan memburuk pada 2021 dan New Delhi tetap menjadi Ibu Kota paling tercemar di dunia.

Bangladesh adalah negara yang paling tercemar, juga tidak berubah dari tahun sebelumnya, sementara Chad berada di peringkat kedua setelah data negara Afrika itu dimasukkan untuk pertama kalinya.

China, yang telah berperang melawan polusi sejak 2014, turun ke peringkat 22 pada 2021, turun dari posisi 14 tahun sebelumnya.

Namun kadar partikel yang tertangkap sedikit meningkat sepanjang tahun menjadi 32,6 mikrogram, kata IQAir.

Hotan di wilayah barat laut Xinjiang adalah kota terburuk di China, dengan partikel yang mencapai lebih dari 100 mikrogram, sebagian besar disebabkan oleh badai pasir.