Emas Merosot, Tapi Masih Catat Kenaikan Mingguan

0
99

Harga emas turun pada Jumat pagi di sesi Asia, dengan imbal hasil Treasury AS naik karena laporan inflasi AS terbaru. Namun, laju pergerakan harga emas  masih dalam kenaikan mingguan kedua setelah pembicaraan antara Rusia dan Ukraina membuat sedikit kemajuan.

Emas berjangka naik 0,58% menjadi $1.988,75 pada 12:57 ET. 

Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) AS tumbuh 7,9% tahun-ke-tahun dan 0,8% bulan-ke-bulan di Februari. IHK inti tumbuh 0,5% bulan ke bulan dan 6,4% tahun ke tahun. “Untuk sebagian besar, ini akan menjadi perdagangan yang didorong oleh perang lagi. Tapi apa yang akan membatasi sentimen dengan tidak adanya eskalasi waktu perang adalah FOMC, yang akan menjadi sedikit lebih hawkish daripada apa yang dimiliki pasar. saat ini sudah masuk,” kata Managing Partner SPI Asset Management Stephen Innes kepada Reuters.

Benchmark hasil Treasury AS 10-tahun naik setelah laporan AS, yang juga menunjukkan peningkatan paling tajam dalam 40 tahun. Investor secara luas memperkirakan bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga ketika memutuskan keputusan kebijakannya pada 16 Maret. Kemarin Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunganya stabil di 0%. Namun, itu membuat langkah hawkish yang tak terduga untuk mempercepat penghentian stimulus moneternya.

Di Asia Pasifik, Bank of Japan juga diprediksi akan menurunkan keputusan kebijakannya pada minggu depan.

Investor telah beralih ke aset safe-haven sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, yang memberi dorongan pada logam mulia. Emas telah melonjak sebanyak 8,5% dalam dua minggu terakhir dan mendekati level rekor yang dicapai pada Agustus 2020.

Spot gold dapat menguji ulang support di $1.976 per ounce, penembusan dapat menyebabkan penurunan ke kisaran $1.924-$1.953, menurut analis teknis Reuters Wang Tao.