Harga emas stabil di dekat level $2.000 per ons pada penutupan perdagangan bursa berjangka AS di Kamis (10/03/2022) – Jumat dini hari waktu Indonesia, setelah terjadi putaran besar menjelang perdagangan berakhir. Emas mendapat dorongan kenaikan harga setelah kurangnya kemajuan dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina.
Pada perdagangan emas di pasar spot, harga naik 0,2% menjadi $1.996,30 per ounce pada 01:53 WIB – Jumat dinihari, setelah jatuh sebanyak 3% pada hari Rabu. Sementara dalam perdagangan Emas di bursa berjangka AS ditutup naik 0,6% pada $2.000,40.
Serbuan investor kepada ke aset safe-haven di awal pekan ini telah mendorong harga emas mendekati rekor harga tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Agustus 2020 silam. Investor juga mengambil stok data inflasi Februari dari Amerika Serikat, yang sesuai dengan ekspektasi tetapi juga menunjukkan peningkatan tahun-ke-tahun terbesar sejak Januari 1982.
Angka inflasi merupakan elemen bullish yang menjadi pijakan harga emas. Sementara sentiment geopolitik memperkuat data ekonomi saat ini menjadi sentiment positif bagi kenaikan harga emas lebih lanjut. Sayangnya, dorongan Bullish ini nampak kehabisan energi saat berusaha menembus harga ke rekor tertinggi pada awal pekan ini. Tak heran dengan data inflasi tersebut, sentiment bullish tidak memberikan banyak manfaat dorongan kuat keatas karena baru saja habis.
Disisi lain, dengan latar belakang melonjaknya harga minyak dan komoditas, investor sekarang menunggu pernyataan kebijakan Federal Reserve berikutnya pada 16 Maret. Kebijakan FED yang akan diambil, berpotensi menyakiti selera untuk aset berisiko. Sementara pembicaraan antara Rusia dan menteri luar negeri Ukraina juga tidak membuat kemajuan nyata menuju gencatan senjata.
Secara keseluruhan, emas masih “relatif kuat”, dimana secara teknikal masih mengarah ke atas. Hasil perdagangan hari ini, kemungkinan akan mengatur nada pergerakan harga ke depannya.