Pentagon Akan Tutup Fasilitas Tangki Bahan Bakar yang Bocor di Hawaii

0
77

Pentagon pada Senin (7/3) mengatakan Departemen Pertahanan akan menutup secara permanen fasilitas tangki bahan bakar Angkatan Laut di Hawaii yang bocor ke fasilitas penyimpanan air Pearl Harbor, dan akan memindahkan semua bahan bakar itu.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan keputusan Menteri Pertahanan Llyod Austin itu didasarkan pada pengkajian baru Pentagon, yang juga sejalan dengan perintah dari Departemen Kesehatan di negara bagian Hawaii untuk mengalihkan bahan bakar dari tangki-tangki di Fasilitas Penyimpanan Bahan Bakar Massal di Red Hill.

Tangki-tangki yang dibangun di sisi gunung semasa Perang Dunia Kedua untuk melindungi mereka dari serangan musuh, telah bocor ke sumur air minum dan air yang terkontaminasi di perumahan dan kantor Pearl Harbor.

Hampir 6.000 orang, yang kebanyakan tinggal di perumahan militer di atau dekat Pangkalan Gabungan Pearl Harbor-Hickam, jatuh sakit dan mencari pertolongan untuk gejala mual, sakit kepala, ruam dan penyakit-penyakit lain.

Empat ribu keluarga militer telah terpaksa keluar dari kawasan itu dan tinggal di hotel.

Associated Press melaporkan tentang salah satu warga yang bernama Lauren Wright, yang mengalami mual, muntah dan kulitnya terkelupas.

Gejala yang dirasakannya itu baru hilang ketika ia berhenti minum, mandi dan mencuci piring dengan air di rumahnya.

Sejak awal Desember, Wright, suaminya yang pelaut dan ketiga anaknya yang berusia antara 7-17 tahun – bersama ribuan keluarga militer lainnya – telah tinggal di hotel di Honolulu yang dibayar Angkatan Laut agar mereka dapat mengkonsumsi air bersih.

“Saya senang karena ini adalah langkah ke arah yang benar.

Ini seharusnya terjadi sejak lama,” ujar Wright.

“Mudah-mudahan mereka tidak bergerak terlalu lambat sehingga tumpahan atau kebocoran lain tidak terjadi lagi,” tambahnya.

Wright mengatakan air di rumahnya masih berkilauan dan memiliki bau.

Keluarga Wright berharap dapat menemukan rumah baru.

Ia mengatakan ia dan keluarganya tidak akan minum air, meskipun beberapa petugas telah menyatakan air itu aman dikonsumsi.

Austin, pada Senin (7/3), berbicara dengan para pemimpin pemerintah negara bagian Hawaii untuk memberitahu mereka tentang keputusan itu.

Ia mengatakan akan melindungi penduduk dan lingkungan di Hawaii, dan menjabarkan dasar-dasar bagi sistem bahan bakar militer yang lebih aman.

“Ini merupakan hal yang tepat dilakukan,” ujar Austin dalam pernyataannya.

“Penyimpanan bahan bakar massal yang berlokasi di kawasan sebesar ini sepertinya masuk akal pada tahun 1943 ketika Red Hill dibangun.

Dan Red Hill telah melayani Angkatan Bersenjata kita dengan baik selama beberapa dekade.

Tapi ini jauh lebih tidak masuk akal sekarang,” tambahnya.

Senator Partai Demokrat Mazie Hirono dari negara bagian Hawaii mengatakan ia telah mendorong Pentagon untuk mengambil keputusan menutup fasilitas ini selama berminggu-minggu.

“Sejak hari pertama saya telah mengatakan bahwa memastikan kesehatan dan keselamatan penduduk Oahu adalah prioritas utama saya, dan saya merasa lega dengan berita ini,” ujar Hirono yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat.

Pentagon mengatakan akan beralih ke sistem pengisian bahan bakar yang lebih tersebar ke seluruh wilayah, untuk kapal dan pesawat militer di kawasan Indo-Pasifik.

Berdasarkan kajian baru itu, sistem yang diperluas nanti akan lebih hemat biaya dan memberi keamanan yang lebih besar.

Rencana baru yang dituangkan dalam rekomendasi yang disampaikan kepada Austin oleh kelompok-kelompok studi, akan meningkatkan kontrak bahan bakar yang dimiliki Amerika dengan wilayah dan negara lain di Indo-Pasifik, dan menambah beberapa kapal tanker lagi yang berbasis di laut.

Saat ini ada kurang dari selusin kapal tanker, sehingga beberapa lainnya harus segera dibangun.

Tim pengkaji yang telah mempelajari cara membuat tangki yang aman untuk beroperasi, kini akan menentukan bagaimana cara menutup atau mematikan tangki-tangki tersebut, dan memindahkan sisa bahan kabar yang ada dengan cara yang aman bagi lingkungan.

Tim ini harus melapor kepada pada Austin di akhir April nanti, dengan memberi sejumlah rekomendasi.

Setelah fasilitas dapat beroperasi kembali, pengisian bahan bakar akan dimulai.

Prosesnya diperkirakan memakan waktu sekitar satu tahun, yang berarti akan selesai sekitar tahun depan.

Austin telah meminta Kepala Staf Angkatan Laut untuk merencanakan anggaran bagi semua tindakan korektif yang diperlukan bagi setiap bahan bakar yang dikeluarkan dari fasilitas itu.

Tangki-tangki bahan bakar itu dapat menampung 250 juta galon, atau sekitar 1,1 miliar liter, bahan bakar.

Saat ini kapasitas tangki-tangki itu kurang dari separuh.

Para pejabat mengatakan 13 dari 20 tangki memiliki bahan bakar, dua sudah ditutup secara permanen dan lima lainnya sedang diperbaiki.