Sekali lagi, pasar emas telah mengecewakan dan membuat frustrasi banyak investor setelah melihat pergerakan intraday hampir $100 pada hari Kamis. Saat tentara Rusia menginvasi Ukraina, harga emas didorong hingga ke posisi tertinggi $1.976,50 per ounce, sebagai level tertinggi dalam 1,5 tahun. Namun, sebagaimana telah memperingatkan investor dan pedagang sebelumnya tentang risiko memainkan emas sebagai tempat berlindung yang aman secara geopolitik.
Masalah dalam emas itu adalah jika ketidakpastian geopolitik tidak meningkat, maka momentum tidak dapat dipertahankan. Ada sejumlah skenario berulang-ulang dalam dekade terakhir, dan emas telah berakhir lebih rendah dari tempat awalnya.
Meskipun Anda tidak boleh mengejar emas pada satu konflik geopolitik, itu tidak berarti itu bukan aset safe-haven yang efektif. Menurut beberapa analis, alih-alih berfokus pada volatilitas sehari-hari, investor perlu melihat emas dari perspektif jangka panjang. Peran emas sebagai aset safe-have memang masih jauh dari selesai; Anda hanya perlu bertanya pada diri sendiri apa yang perlu Anda lindungi.
Seiring dengan tragedi kemanusiaan di Ukraina, konflik ini akan berdampak signifikan terhadap ekonomi global. Ukraina adalah pengekspor gandum terbesar ketiga. Ini juga merupakan pemain penting di pasar energi. Konflik baru ini mengancam rantai pasokan pangan dan energi global, yang dapat mendorong inflasi lebih tinggi.
Analisa menunjukkan bahwa ancaman inflasi telah berkembang sehingga mendorong pasar emas ke tren naik baru jauh sebelum Rusia memulai invasi. Ini adalah ancaman berbahaya yang terus berkembang. Jumat kemarin, harga konsumen AS naik lebih tinggi dari yang diharapkan dimana angka PCE inti, sebagai pengukur inflasi pilihan FED, naik ke 5,2%, level tertinggi sejak 1983. Ini bukan informasi baru, tetapi ini menunjukkan bahwa kenaikan harga tidak akan kemana-mana, dan kita tidak tahu bagaimana ini akan berakhir. Tapi bukan hanya A.S., harga konsumen di Kanada mencapai level tertinggi baru dalam 30 tahun. Menurut beberapa analis dan ekonom, kenaikan harga di Eropa bisa menciptakan resesi baru.
Konsumen melihat daya beli mereka terkikis secara konsisten, yang berarti konsumsi akan turun. Tekanan inflasi mendorong suku bunga lebih tinggi, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun melayang di sekitar 2%. Lingkungan ini akan menambah volatilitas lebih lanjut ke pasar ekuitas, memaksa investor untuk mengurangi risiko.
Masalah yang dihadapi investor, dan pertanyaan yang mereka ajukan adalah di mana harus meletakkan modal mereka. Sementara imbal hasil obligasi telah bergerak lebih tinggi, pada 2%, Anda masih akan kehilangan uang secara riil, dimana inflasi sebesar 5,2%. Inflasi utama naik 6,9% bulan lalu.
Emas adalah salah satu pilar keamanan terakhir di pasar keuangan global. Ia tidak memiliki korelasi dengan ekuitas dan tidak memiliki risiko pihak lawan, menjadikannya alat diversifikasi yang penting. Meskipun pergerakan harga harian emas dapat membuat frustrasi, emas tetap menjadi aset penting bagi investor.