Meskipun harga minyak $90, India tetap mengimpor untuk memenuhi target pasokan tahunan bagi produksi kilang milik negara. Tingginya permintaan di kuartal keempat 2021/2022 India antara Januari dan Maret bisa menjadi faktor bullish lain untuk harga minyak, yang telah rally hampir 20 persen sepanjang tahun ini.
Sebagian besar dari 23 kilang India beroperasi pada kapasitas di atas rata-rata pada Januari, dan banyak yang membeli kargo di pasar spot untuk mencapai tujuan produksi kilang tahun fiskal 2021/2022, menurut pejabat kilang India kepada Bloomberg. Rata-rata tingkat pengoperasian kilang di kilang India adalah 101 persen pada Januari, dibandingkan dengan 87 persen pada Agustus tahun lalu, ujarnya.
Penyulingan minyak negara terbesar, termasuk Indian Oil Corporation (IOC), Bharat Petroleum Corporation Limited (BPCL), dan Hindustan Petroleum Corporation Limited (HPCL), membeli lebih banyak minyak mentah di pasar spot atau meminta pemasok kontrak berjangka mereka Irak dan Arab Saudi untuk tambahan minyak lagi, kata sumber tersebut.
Sejauh ini pada tahun fiskal 2021/2022 yang berakhir Maret 2022, penyulingan telah tertinggal dari target produksi karena gelombang COVID pada musim panas 2021. Selain mengejar target, penyulingan India diberi insentif untuk memproduksi lebih banyak solar—bahan bakar yang paling banyak digunakan di negara ini—karena margin penyulingan untuk produk tersebut paling kuat dalam waktu sekitar dua tahun.
IOC, misalnya, pada akhir Januari melaporkan kenaikan laba bersih untuk periode April-Desember 2021, berkat margin pemurnian yang lebih tinggi. Gross refining margin (GRM) selama periode April – Desember 2021 adalah US$8,52 per barel, dibandingkan US$2,96 per barel pada periode yang sama tahun keuangan sebelumnya 2020/2021, pungkas pejabat kilang minyak terbesar di India itu .