Wapres AS: Kebebasan Untuk Memilih Sedang Diserang

0
88

Wakil Presiden Amerika Kamala Harris pada Senin (17/1) menyampaikan penghormatan kepada pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr.

dengan menuntut agar Senat melanjutkan pekerjaan mereka dan meloloskan RUU hak pilih sekarang.

Ia mengatakan “kebebasan kita untuk memilih sedang diserang.” Harris menyampaikan hal itu dalam sambutan virtual ke Gereja Baptis Ebenezer yang bersejarah, dalam upacara kebaktian tahunan mengenang Martin Luther King Jr.

King sedianya merayakan ulang tahun ke-93 pada Sabtu (15/1).

Ia baru berusia 39 tahun ketika dibunuh tahun 1968 saat membantu pekerja sanitasi mogok untuk mendapatkan gaji yang lebih baik dan keamanan di tempat di mana mereka bekerja di Memphis, Tennessee.

Dorongan Harris – dan juga Presiden Joe Biden – untuk mereformasi hak suara secara efektif terhenti di Senat pekan lalu ketika Senator Kyrsten Sinema dari negara bagian Arizona menolak untuk mendukung perubahan aturan Senat yang memungkinkan undang-undang tersebut.

Di lantai Senat, Sinema mengatakan meskipun ia mendukung undang-undang hak suara itu, ia tidak akan mengubah aturan filibuster untuk memajukan pembahasan undang-undang itu.

Untuk menetapkan undang-undang itu dibutuhkan perubahan aturan Senat yang disahkan oleh mayoritas sederhana, tanpa dukungan Partai Republik.

Dalam sambutannya, Harris memperingatkan bahwa undang-undang yang disahkan oleh badan legislatif negara bagian Georgia dan negara bagian lain akan “mempersulit sekitar 55 juta warga Amerika untuk memilih.” “Ini berarti satu dari enam orang di negara kita,” tambah Harris, yang mengatakan jika undang-undang itu dibiarkan berlaku “seluruh bangsa kita akan membayar harga untuk generasi mendatang.” Menurut Brennan Center, 19 negara bagian baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang mempersulit warga Amerika untuk memilih.

“Hari ini kita tidak boleh berpuas diri.

Kita tidak boleh menyerah.

Untuk benar-benar menghormati warisan orang yang kita rayakan hari ini (Martin Luther King Jr.red), kita harus terus berjuang untuk kebebasan memilih, kebebasan untuk kita semua,” tegas Harris.