Senat Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (18/12) pagi mengukuhkan Rahm Emanuel, tokoh yang dicalonkan oleh Presiden Joe Biden, sebagai Duta Besar untuk Jepang.
Keputusan itu diambil meski sebagian anggota Senat mempertanyakan insiden penembakan seorang remaja berkulit hitam oleh seorang polisi berkulit putih ketika Emanuel menjabat sebagai wali kota.
Senat menyetujui Emanuel dengan suara 48-21 dalam sesi tengah malam.
Tiga anggota Partai Demokrat menentang nominasinya.
Emanuel adalah mantan anggota DPR dan merupakan kepala staf Gedung Putih pertama ketika Presiden Barack Obama menjadi presiden dan Biden wakil presiden.
Ia mendapat banyak dukungan untuk jabatan di Tokyo itu karena pengabdiannya yang panjang sebagai pejabat publik.
Keputusan Senat itu diambil ketika Washington berusaha mencari dukungan dari sekutu-sekutu Asia seperti Jepang untuk membantu melawan pengaruh China.
Tokoh-tokoh yang menolak pencalonan Emanuel beranggapan ia tidak becus menangani penembakan tujuh tahun lalu yang menimpa Laquan McDonald, 17 tahun, yang tewas setelah polisi bernama Jason Van Dyke menembaknya beberapa kali.
Emanuel yang ketika itu menjadi wali kota dikritik, terutama karena video yang memperlihatkan penembakan itu tidak dirilis selama lebih dari setahun.
Van Dyke dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan tingkat dua dan dipenjara selama hampir tujuh tahun.
Selain itu empat polisi Chicago dipecat terkait kematian McDonald yang menandai ketegangan rasial di kota terbesar ketiga di AS itu.