Mengantisipasi Pertemuan OPEC, WTI dan Brent Bergerak Turun

0
68

Minyak mentah AS mendapati dalam tekanan jual, menjelang pertemuan OPEC+ yang akan berlangsung pada Kamis (02/12/2021). Diperkirakan bahwa mereka akan membuat keputusan terkait rencana kenaikan produksi minyak yang sebelumnya sudah diwacanakan, dalam menghadapi Strategic Petroleum Release (SPR) AS dan membayanginya ketakutan varian covid Omicron.

Penurunan harga minyak dalam beberapa hari terakhir memang sudah dianggap berlebihan, dan para pedagang bergerak terlampau jauh” dengan potensi dampak varian Omicron pada permintaan minyak global. Tidak tanggung-tanggung memang permintaan merosot secara besar-besaran sebesar 7 juta barel per hari, sebagaimana dikatakan Goldman Sachs di hari Rabu.

Melihat pada perdagangan minggu lalu, harga minyak jatuh di hari Jumat setelah Organisasi Kesehatan Dunia mengkualifikasikan Omicron sebagai “varian yang menjadi pusat perhatian,” dimana pasar merasa cemas dengan karakteristik varian ini yang masih belum diketahui, terutama jika ia lolos dari perlindungan vaksin yang ada.

Pada bulan November kemarin, minyak baru saja melihat penurunan bulanan terburuk mereka sejak dimulainya pandemi dan penguncian yang dilakukan pertama kali pada Maret 2020. Meski demikian, Goldman Sachs, masih yakin bahwa harga minyak mentah akan tetap bullish. Menurut mereka pergerakan turun besar-besaran dalam beberapa hari terakhir dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan dan sejalan dengan penurunan harga akinat dalam permintaan selama beberapa bulan ke depan.

“Untuk menempatkan ini ke dalam konteks, ini akan mewakili salah satu dari hasil ekstrem ini: (1) tidak ada satu pun pesawat yang terbang di seluruh dunia selama tiga bulan, atau (2) setengah dari penguncian global 2Q20, atau (3) dunia bahkan lebih buruk daripada sebelum vaksinasi,” Damien Courvalin, Kepala Riset Energi & Ahli Strategi Komoditas Senior di Goldman Sachs, sebagaimana dikutip dari Yahoo Finance.

Mereka berharap dapat melihat lebih banyak bukti tentang sifat varian Omicron dan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah sebelum berpotensi mengubah pandangannya saat ini, Courvalin menambahkan.

Sebelum berita tersebut tiba, Goldman Sachs menegaskan kembali “pandangannya bahwa pasar telah melampaui kemungkinan dampak varian terbaru pada permintaan minyak dengan penetapan harga kembali struktural yang lebih tinggi karena perubahan dramatis dalam fungsi reaksi pasokan minyak yang masih ada di depan kita.”

Menurut Goldman, varian Omicron ditambah rilis SPR yang akan datang dalam beberapa minggu hanya akan turun $5 per barel dari perkiraan harga $85 untuk beberapa bulan mendatang, MarketWatch mencatat.

Ada sejumlah faktor bullish potensial yang dapay mengimbangi sentimen bearish ini, termasuk negosiasi yang sulit tentang program nuklir Iran, OPEC+ menghentikan peningkatan produksi bulanannya, dan lebih banyak pengalihan gas-minyak, kata Goldman Sachs.

Pada saat penulisan, minyak AS melemah menuju $66 setelah menerobos harga $67. Harga minyak goyah dengan kecenderungan masih akan turun, meskipun akan ada upata pemulihan. Untuk kenaikan lebih lanjut, harga setidaknya harus menembus dan bertahan kembali diatas $68 per barel. Sebaliknya, penurunan lebih lanjut akan terjadi jika harga menerobos harga $64 per barel.

Sementara dalam perdagangan minyak mentah dunia, harga minyak Brent mengalami penurunan tajam setelah goyah di dekat level tertinggi di tahun 2018 pada $86,70. Dimana harga diperkirakan masih akan terkoreksi dari kisaran saat ini di $68,20. Upaya kenaikan akan terkonfirmasi jiak harga mampu menembus dan bertahan diatas $75,60 per barel.