Tangkal Omicron, India janjikan lebih banyak vaksin COVID ke Afrika

0
67

India bersiap untuk secepatnya mengirim lebih banyak vaksin COVID-19 ke Afrika guna membantu melawan varian Omicron, kata pemerintah New Delhi pada Senin (29/11) malam setelah China menjanjikan satu juta dosis untuk benua itu.

India dan China memiliki hubungan yang erat dengan negara-negara Afrika, namun Beijing sudah menyumbangkan banyak dana untuk wilayah itu dan pada Senin berjanji untuk berinvestasi senilai 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14,3 triliun.

India menyebutkan pihaknya telah memasok lebih dari 25 juta dosis vaksin buatan lokal ke 41 negara Afrika yang sebagian besar melalui jaringan distribusi vaksin global, COVAX.

“Pemerintah India bersiap untuk mendukung negara-negara yang terdampak di Afrika dalam menghadapi varian Omicron, termasuk dengan memasok vaksin buatan India,” Kementerian Luar Negeri India mengatakan dalam keterangannya.

“Pasokan dapat dikirimkan melalui COVAX atau secara bilateral,” tambahnya.

Pemerintah India telah menyelesaikan seluruh pesanan melalui COVAX untuk pasokan vaksin AstraZeneca ke negara-negara, seperti Malawi, Ethiopia, Zambia, Mozambik, Guinea, dan Lesoto di samping mengirimkan dosis vaksin produk lokal, Covaxin, ke Botswana.

India tidak menyebutkan berapa banyak dosis yang sudah diterima baru-baru ini.

“Setiap persyaratan baru yang diperkirakan baik secara bilateral atau melalui COVAX akan dipertimbangkan secepatnya,” katanya.

India juga menjanjikan pasokan obat-obatan penyelamat jiwa, alat tes, sarung tangan, alat pelindung diri (APD), alat medis, seperti ventilator sesuai permintaan.

India bulan lalu memulai kembali pengiriman internasional vaksin COVID-19 untuk pertama kalinya sejak April saat negara itu menutup ekspor guna menyuntikkan vaksin kepada warga negaranya sendiri akibat lonjakan infeksi.

Produksi vaksin dalam negeri sudah meningkat tiga kali lipat sejak saat itu menjadi sekitar 300 juta dosis per bulan.

Negara tersebut sudah menyuntikkan setidaknya satu dosis vaksin ke 83 persen dari 944 juta penduduk dewasa dan dosis lengkap sebanyak 47 persen.