Seorang laki-laki yang didakwa mengancam dua senator Amerika asal negara bagian Alaska, pada Senin (22/11) mengaku tidak bersalah.
Namun hakim memutuskan untuk tetap menahannya.
Jason Weiner, kuasa hukum bagi Jay Allen Johnson, mengajukan pembelaan atas nama kliennya selama dakwaan di pengadilan distrik di Fairbanks.
Kantor berita Associated Press melaporkan, dalam sidang pada Senin (22/11) itu, Johnson menyapa hakim Scott Oravec dengan mengatakan “Selamat pagi, selamat Hari Thanksgiving, dan saya minta maaf ada di sini hari ini.” Johnson, yang berasal dari komunitas kecil di Delta Junction, pekan lalu didakwa atas enam tuduhan, termasuk mengancam akan membunuh seorang pejabat Amerika, memiliki senjata api, mengancam akan menghancurkan properti dengan api, dan mengancam jalur komunikasi antar negara bagian.
Pemerintah juga berupaya menyita dua pistol, tiga revolver, satu senapan dan satu senapan serbu; yang semuanya ditemukan di properti Johnson di pedalaman Alaska.
Mengingat Johnson adalah narapidana maka secara hukum ia tidak diijinkan memiliki senjata api.
Asisten Jaksa Ryan Tansey mengatakan jika terbukti bersalah, Johnson dapat dijatuhi hukuman penjara maksimum 50 tahun dan denda hingga $1,5 juta.
Weiner mengatakan selama proses dakwaan, Johnson telah mengupayakan agar meraih kesepakatan dengan jaksa.
“Tetapi hingga saat ini, ia (jaksa.red) tidak dapat memberi tawaran apapun.
Ia harus melakukan konsultasi untuk melakukan hal itu,” ujar Weiner di pengadilan.
Dalam sidang terpisah pada Jumat (19/11) lalu, hakim Scott Oravec telah memerintahkan untuk memperpanjang masa tahanan Johnson.
Dalam sidang pada Senin (22/11), ia mengatakan tidak melihat alasan “untuk mengubah keputusan itu saat ini.” Johnson dituduh mengancam Senator Lisa Murkowski dan Dan Sullivan, keduanya berasal dari Partai Republik.
Dalam serangkaian pesan suara yang berisi kalimat-kalimat yang tidak senonoh, yang ditinggalkan di mesin perekam pesan telpon di kantor keduanya di Washington DC, Johnson juga mengancam akan membakar properti milik Murkowski.
Johnson ditangkap pada 4 Oktober lalu.
Dalam sidang sebelumnya Johnson mengatakan ia “cacat dan sudah lansia, dan tidak akan mewujudkan ancamannya itu.” Johnson sempat ditangkap pada 2016 karena mengemudi dalam keadaan mabuk, menambah catatan atas dua alasan penangkapan serupa sebelumnya.
Dalam sidang penahanan bulan Oktober lalu, istri Johnson, Catherine Pousson-Johnson mengatakan suaminya sakit setelah menjalani beberapa operasi sebelumnya, dan bahwa “ia (Johnson.red) menjadi sangat marah setiap kali mendengar berita tentang politik.”