Ekonomi Jepang Lesu, GDP Jepang Q3 Menyusut Dibawah Perkiraan

0
100

Biro Statistik Jepang pada hari Senin merilis data GDP yang merosot dari 1.5% ke -3.0 % secara tahunan (YoY) pada kuartal ketiga. Angka ini lebih buruk dari forecast ekonom yang memperkirakan penurunan sebesar 0.8%. Penurunan ekonomi Jepang juga terlihat dalam data GDP kuartalan (QoQ) yang berkontraksi 0.8%, lebih buruk dari ekspektasi penurunan 0.2%. Secara umum, perekonomian Jepang belum menunjukkan tanda pemulihan yang solid sejak awal tahun. Pasalnya, ekspansi hanya terlihat di kuartal kedua.

Kondisi ini tidak terlepas dari langkah pembatasan COVID-19 yang dilakukan oleh pemerintah Jepang di awal kuartal ketiga. Akibat kebijakan tersebut, konsumsi swasta yang berkontribusi lebih dari setengah perekonomian melemah hingga 1.1%, lebih rendah dari ekspektasi penurunan 0.5%.

“Konsumsi dan belanja modal Jepang selama kuartal ketiga cenderung lesu sehingga mendasari kemerosotan data GDP Ekonomi dapat berangsur-angsur kembali pulih jika vaksinasi semakin meluas, namun kekhawatiran terhadap gelombang COVID-19 lainnya berpotensi membebani konsumsi tahun depan, ditambah oleh dampak berkepanjangan dari kekurangan pasokan chip dan memburuknya kondisi perdagangan,” ungkap Saisuke Sakai, ekonom senior Mizuho Research and Technologies.

Jepang sejatinya tengah menghadapi stagflasi, karena tingkat inflasi terus meningkat sementara ekonomi justru berkontraksi. Kondisi ini dapat menekan belanja konsumen sehingga dapat berdampak sistemik bagi perekomomian Jepang ke depannya.

Pergerakan Pair USD/JPY

Pasangan mata uang USD/JPY masih bergerak dalam range yang terbatas antara level 113.743 – 114.037. Jika dibandingkan pergerakan akhir pekan lalu, USDJPY terkoreksi turun dari level tertinggi 114.292.