Duta Besar Amerika Serikat (AS) Untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada Rabu (20/10) mengkritisi uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam oleh Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) atau Korea Utara.
“Ini adalah kegiatan yang melanggar hukum.
Mereka melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan.
Dan ini tidak dapat diterima,” tegasnya.
Thomas-Greenfield menambahkan bahwa “kita tidak boleh melihat peluncuran terbaru ini secara terpisah.
Ini adalah yang terbaru dari serangkaian provokasi sembrono.
Sejak awal September, Korea Utara telah meluncurkan beberapa rudal balistik, salah satunya diklaim oleh mereka memiliki kemampuan kendaraan luncur hipersonik baru.
Diperlukan dialog berkelanjutan dan substantif untuk mencapai denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea.” Pernyataan ini disampaikan menjelang konsultasi tertutup Dewan Keamanan PBB tentang uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam oleh Korea Utara.
Linda Thomas-Greenfield mencatat bahwa Amerika telah menawarkan untuk melangsungkan pertemuan dengan pejabat Korea Utara “tanpa prasyarat apapun, dan kami telah menjelaskan bahwa kami tidak memiliki niat bermusuhan dengan mereka.” Sementara itu, berbicara atas nama Prancis, Estonia, dan Irlandia, Duta Besar Irlandia Untuk PBB Geraldine Byrne Nason “mengutuk tegas tindakan provokatif Korea Utara yang merupakan pelanggaran nyata terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.” Ia menyambut baik diskusi di Dewan Keamanan pada Rabu itu dan mengatakan “tindakan (peluncuran) rudal dan nuklir secara terus menerus, dan program senjata pemusnah massal lainnya” mewakili ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan itu dan dunia.