Kala Data Inflasi Lambungkan Sterling

0
102

Sterling menguat, pada hari Rabu, meski hanya naik tipis, dan turun dari level tertingginya dalam beberapa minggu yang dicapai di sesi sebelumnya, setelah data menunjukkan inflasi Inggris mencapai level tertinggi di lebih dari sembilan tahun di bulan lalu, memicu ekspektasi Bank of England akan lebih cepat menaikkan suku bunganya.

Data dirilis Rabu, 15/092021, menunjukkan inflasi harga konsumen Inggris naik sebesar 3,2% untuk basis tahunan di bulan lalu, kenaikan bulanan terbesar dalam tingkat tahunan setidaknya dalam 24 tahun. Kenaikan yang sebagian besar karena dorongan satu kali yang mencerminkan skema “Eat Out to Help Out” yang menekan harga makanan restoran tahun lalu.

BoE memperkirakan inflasi akan meningkat tajam tahun ini dan mencapai puncak 4%. Angka inflasi yang kuat dapat memperkuat ekspektasi bahwa BoE akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dibanding Bank Sentral Eropa atau Federal Reserve AS.

“Dengan inflasi yang semakin panas dan upah yang meningkat, Bank sentral tampaknya sangat mungkin menjadi salah satu bank sentral besar pertama yang menaikkan suku bunga tahun depan,” kata Hugh Gimber, ahli strategi pasar global di J.P. Morgan Asset Management.

Sebuah jajak pendapat Reuters mendapati bahwa investor percaya BoE akan menaikkan biaya pinjaman pada akhir 2022.

Sterling telah mendapatkan dukungan pada minggu ini setelah data pasar tenaga kerja yang menunjukkan jumlah penerimaan pekerja di Inggris telah naik ke tingkat pre-pandemi.

Sterling memperpanjang kenaikannya setelah dolar merosot setelah data pada hari Selasa menunjukkan inflasi harga konsumen AS meningkat pada laju paling lambat dalam enam bulan terakhir di Agustus.

Sterling naik 0,2% terhadap dolar di level $1,3831, meski turun dari level tertingginya dalam 5 minggu di $ 1,39,13 yang disentuh pada sesi Selasa. Terhadap Euro, Sterling naik 0,1% ke level 85,42 pence, dari level tertinggi 3 minggu di sesi sebelumnya.