JAVAFX – Bursa saham berjangka terus mengisyaratkan pada The Fed dengan segera melakukan pemangkasan suku bunga ditengah epidemi wabah corona yang kian meluas hingga ke seluruh dunia pada saat ini. Akan tetapi pertanyaannya adalah seberapa besar pemotongan tersebut, apakah 25 basis poin atau 50 bps.
Setelah komentar The Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa pasar menekan masalah ini dan sekarang berpeluang untuk malakukan 75% dari pemotongan 50 basis poin. Jika pemangkasan itu tidak terjadi pada bulan Maret, maka sepenuhnya akan dilakukan pada bulan April, dengan peluangnya hanya sebesar 14% dari pemotongan ketiga pada saat itu.
Peringatan di sini adalah bahwa angka-angka ini berubah dengan cepat. Seminggu yang lalu hanya ada peluang 8% dari pemangkasan suku bunga dan kemarin hanya ada peluang 85%.
Bursa saham dunia akan mencatatkan pekan terburuknya sejak terjadi krisis keuangan global pada tahun 2008 setelah adanya gangguan virus Covid-19 terhadap perjalanan internasional dan jaringan pasokan memicu kekhawatiran resesi di Amerika Serikat dan kawasan Eropa.
Penyebaran wabah virus yang memburuk kini membuat pasar keuangan meyakini bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pinjaman di bulan depan, dengan peluang sebesar 9% hanya seminggu yang lalu.
Pasar saham di AS jatuh ke wilayah koreksi dengan indeks acuan S&P 500 anjlok lebih dari 4%, memperpanjang penurunan yang sekarang telah memangkas nilainya lebih 10% dari puncak penutupan pada 19 Februari. Bursa saham Asia juga mengikuti kejatuhan saham-saham di Wall Street pada Jumat pagi.
Tetapi dengan infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia sekarang melampaui jumlah infeksi di China, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa negara-negara harus bersiap.
Virus ini sekarang menyebar lebih cepat di luar Cina daripada di dalam, memicu kekhawatiran bahwa dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan, gangguan rantai pasokan dan penurunan permintaan mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.
Upaya untuk menahan wabah telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi China, yang perlahan-lahan kembali normal. Ada kekhawatiran bahwa negara-negara lain dapat menghadapi masalah yang sama dengan penyebaran virus di seluruh dunia.
Bank investasi AS, BofA memangkas perkiraan pertumbuhan dunianya ke level terendah sejak dilanda krisis keuangan pada tahun 2008 lalu dan lembaga pemeringkat Moody’s mengatakan pandemi virus covid-19 akan memicu resesi global dan AS di paruh pertama tahun ini.
Pada saat yang sama, pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) mengecilkan prospek langsung kebijakan pelonggaran di benua itu.
Kementerian keuangan menjelaskan bahwa Pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan aturan ketat pada jumlah utang yang dapat dinaikkan, karena dalam menghadapi tekanan yang meningkat untuk memulai perekonomian yang lesu adalah dengan lebih banyak belanja.