7 Hal Penting Hari Ini

0
91
New York, NY, USA - September 11, 2008: The Stock Exchange located at Wall Street in lower Manhattan, designed by George B. Post

JAVAFX – Berikut adalah 7 (tujuh) hal penting yang perlu diketahui sebelum melakukan transaksi pada Selasa (11/06/2019):

  1. Cina mengisyaratkan stimulus fiskal baru untuk ekonomi yang melambat, mengumumkan akan memungkinkan pemerintah daerah untuk menggunakan hasil dari obligasi khusus sebagai modal untuk proyek investasi besar, di tengah janji ‘tekad kuat’ untuk melawan tekanan AS dalam perang dagang. Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Selasa bahwa Beijing akan “dengan tegas menanggapi dan berjuang sampai akhir” jika AS bersikeras untuk memperbaikinya. Tanggapan datang setelah Presiden Donald Trump mengatakan AS akan mengenakan tarif lebih lanjut jika tidak ada kesepakatan yang dicapai pada KTT G20 pada 28-29 Juni.
  2. Kebijakan stimulus China tersebut mengembalikan kepercayaan diri Investor dan mendorong kenaikan bursa saham global. Tanda-tanda stimulus di China meningkatkan suasana positif yang diciptakan oleh penangguhan tarif di Meksiko dan ekspektasi pelonggaran Fed. Baik bursa Asia dan AS diyakini akan menguat. Sebelumnya, bursa saham AS berakhir positif di Wall Street dan kebijakan Beijing untuk memudahkan pembiayaan membuat saham-saham China melonjak, dimana Indek Shanghai naik 2,6%. Sementara bursa saham Eropa juga naik dimana Indek DAX Jerman memimpin kenaikan ini dengan melonjak lebih dari 1%. Para investor kembali ke meja mereka setelah liburan.
  3. Dolar AS stabil terhadap mata uang utama lainnya, tetapi selera para investor terhadap aset berisiko tertahan setelah Presiden AS Donald Trump memperbarui ancaman perang tarifnya terhadap China. Alhasil pasar kembali tercekam, sebagaimana kondisi pasar selama setahun terakhir oleh kekhawatiran terhadap peningkatan ketegangan perdagangan antara AS – China, yang dianggap bisa memicu kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global. Selera terhadap aset yang berisiko tampak tidak berubah karena para investor menunggu konfirmasi atas pertemuan antara Trump dan Xi Jinping pada KTT G20 akhir bulan ini di Osaka, Jepang. Trump mengatakan bahwa ia siap untuk memaksakan putaran tarif lain pada impor dari Tiongkok jika ia tidak mencapai kesepakatan perdagangan dengan Presiden Xi Jinping. Hari ini pasar forex juga menunggu setidaknya dua data penting yaitu data upah dari Inggris dan inflasi produsen AS yang bakal dikaitkan dengan prospek jalur masa depan suku bunga AS.
  4. Sementara dalam perdagangan komoditi, harga minyak mentah berakhir turun oleh kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian di seputar keputusan Rusia tentang apakah akan memperpanjang pembatasan produksi paska berakhirnya kesepakatan dengan OPEC di bulan ini. Investor khawatir pasokan minyak mentah AS masih akan naik, dimana data cadangan minyak AS akan diumumkan besok.
  5. Harga Emas sendiri mengalami koreksi, menandai kerugian pertama mereka dalam sembilan sesi perdagangan terkini. Investor global menjauh dari logam mulia sebagai aset safe haven karena kenaikan bursa saham mendorong risk appetite. Selain itu, sebagian investor juga membukukan keuntungan mereka paska harga emas naik baru-baru ini.
  6. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga di bulan Juli menjelang data inflasi. Ketegangan Perang Dagang AS-China dan serangkaian data makro global yang lemah telah terus meningkatkan pilihan bagi pelonggaran lewat pemangkasan suku bunga kembali. Sejauh ini, ekspektasi untuk tidak bergerak pada bulan Juni, sementara kemungkinan pemotongan dibulan Juli hampir sebesar 80%.
  7. Data ekonomi AS akan dirilis hari ini, angka tahunan dari indeks harga produsen, yang diperkirakan telah berkurang pada bulan Mei. PPI dianggap sebagai indikator utama karena produsen sering memberikan perubahan harga di gerbang pabrik kepada konsumen. Indeks harga konsumen Mei sendiri akan dirilis pada hari Rabu, dengan perkiraan ekonomi menunjukkan perlambatan dalam inflasi headline sementara bacaan inti diproyeksikan akan tetap stabil di 2,1%. (WK)